Ayodhya, MINA – India mengerahkan lebih dari 5.000 tentara dan polisi di kota utara Ayodhya menjelang keputusan Mahkamah Agung atas kontrol terhadap situs masjid bersejarah yang disengketakan oleh umat Hindu, Sabtu (9/11).
Umat Islam mengatakan, mereka shalat di abad pertengahan di Masjid Babri selama berabad-abad sampai berhala dewa Ram secara diam-diam ditempatkan di dalam masjid pada tahun 1949, demikian Al Jazeera melaporkan.
Umat Hindu sendiri meyakini bahwa masjid itu dibangun di bawah penguasa Mughal Babur setelah menghancurkan sebuah kuil Hindu.
Pada tahun 1992, massa Hindu menghancurkan Masjid Babri dan membangun kuil sementara Dewa Ram, inkarnasi fisik Dewa Wisnu, yang diyakini telah lahir di lokasi tersebut.
Baca Juga: Kematian Meningkat di Bangladesh Akibat Demam Berdarah
Penghancuran masjid abad ke-16 itu memicu kekerasan Hindu-Muslim skala nasional yang menewaskan sekitar 2.000 orang, kebanyakan dari mereka adalah Muslim.
Dalam beberapa dekade sejak dihancurkan, kelompok-kelompok agama telah bertarung di pengadilan tentang siapa yang harus memilikinya.
Pihak berwenang takut kerusuhan massal, karena ribuan biksu dan biksu Hindu telah tiba di Ayodhya yang terletak di negara bagian Uttar Pradesh untuk mengantisipasi putusan lima hakim di Mahkamah Agung, yang dipimpin oleh Ketua Hakim Ranjan Gogoi.
Mahkamah Agung harus memutuskan banding atas putusan kunci 2010 oleh Pengadilan Tinggi yang memutuskan bahwa kedua kelompok harus membagi dua situs, dengan umat Hindu diberikan bagian terbesar.
Baca Juga: Tiongkok Protes Serangan Israel ke Lebanon
Pengadilan memutuskan bahwa wilayah yang dipersengketakan seluas 2,77 hektar (1,12 hektar) dibagi menjadi tiga bagian yang sama, dengan dua pertiganya dimiliki oleh komunitas Hindu dan sepertiga untuk Muslim. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Revolusi Bangladesh Munculkan Harapan Baru bagi Pengungsi Rohingya