Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Libur Lebaran, Warga Sukoharjo Padati Wisata Alam Gunung Taruwongso

sajadi - Kamis, 6 Juni 2019 - 22:35 WIB

Kamis, 6 Juni 2019 - 22:35 WIB

36 Views

Sukoharjo, MINA – Ribuan warga Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, mengisi libur lebaran tahun ini dengan mengunjungi wisata alam Gunung Taruwongso yang terletak di Desa Thengklik, Kecamatan Tawangsari.

Agil Saputra (14) salah pengunjung mengaku terpesona dengan keindahan pemandangan alam gunung yang dikelilingi hutan konservasi tersebut, terutama saat datang terbit dan terbenam matahari.

“Senang datang kesini, pemandangan mataharinya yang bagus,” kata Agil warga Bantul, Jogjakarta, yang hampir setiap tahun mengunjungi neneknya di Sukoharjo, Kamis (6/6).

Dengan pemandangan indah, para pengunjung terlihat antusias melakukan selfie dengan keluarga dan sanak famili. Sementara bagi pengunjung yang haus atau lapar, di puncak gunung tersebut sudah tersedia jajanan minuman dan makanan.

Baca Juga: Pakar Timteng: Mayoritas Rakyat Suriah Menginginkan Perubahan

Namun, jangan bayangkan gunung ini memiliki ketinggian di atas 2.000 meter seperti Gunung Merapi atau Merbabu. Taruwongso lebih tepat disebut bukit yang dikelilingi hutan konservasi.

Berdasarkan cerita turun-temurun, orang pertama yang menemukan Gunung Taruwongso bernama Banjaran, seorang pangeran keturunan selir Majapahit. Banjaran berkelana hingga akhirnya menetap di gunung tersebut. Konon, Pangeran Banjaran masih bersaudara dengan Kyai Ageng Sutowijoyo, putra Raja Majapahit terakhir, Brawijaya V.

Pangeran Banjaran ini kelak dimakamkan di Gunung Taruwongso, sedangkan saudaranya dikebumikan di Gunung Majasto. Gunung Majasto juga berada di Tawangsari, tepatnya di Desa Majasto. Kedua makam tersebut hingga saat ini masih ramai dikunjungi para peziarah dari berbagai daerah.

Berbekal GPS dan sepeda motor, Gunung Taruwongso sangat mudah ditemukan. Akses penghubung antar kabupaten dan provinsi membuat jalan menuju bukit cukup halus dan rata. Berkendara menuju Jalan Raya Tengklik yang menyambungkan antara Weru, Cawas, Kelir dengan Sukoharjo Kota.

Baca Juga: Festival Harmoni Istiqlal, Menag: Masjid Bisa Jadi Tempat Perkawinan Budaya dan Agama

Tak sampai satu jam untuk tempat tersebut. Bagi pengendara sepeda motor, kendaraan dapat langsung di parkir tepat di bagian depan tangga. Sementara untuk yang bermobil, perlu sedikit berjalan kaki menuju tangga sesudah dari parkiran.

Sejak belasan tahun lalu, pemerintah telah membangun tangga beton menuju puncak bukit. Sayangnya, tangga tersebut tak luput dari ulah para vandal. Coretan berbagai warna dan ukuran hampir memadati seluruh permukaannya.

Seusai berjalan menaiki tangga sekitar lima menit, akhirnya menyentuh Puncak Taruwongso. Di puncak bukit tersebut terdapat gardu pandang dan tumpukan bebatuan. Dari sinilah sejumlah pemandangan indah menyapa mata.

Kompleks perkampungan Kabupaten Sukoharjo dan hamparan sawah yang hampir menguning menjadi beberapa di antaranya. Birunya gunung kembar Merapi dan Merbabu juga tampak dari posisi tersebut.

Baca Juga: Industri Farmasi Didorong Daftar Sertifikasi Halal

Selain itu, pengunjung juga dapat menikmati buah asem yang sedang berbuah, tumbuh beberapa pohon di puncak. (L/Sj/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Cuaca Jakarta Cenderung Mendung, Sebagian Hujan Ringan Sore Hari

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Ekonomi
Indonesia