London, MINA – Wajah sepak bola Inggris telah berubah tak terbayangkan sejak awal Liga Premier pada tahun 1992, dengan lebih dari 40 pemain Muslim berpartisipasi di liga paling populer di dunia pada tahun 2018.
Ini adalah perkembangan yang sangat penting yang sangat disambut baik oleh Asosiasi Pesepak Bola Profesional (PFA) dan penasihat pendidikannya, Riz Rehman, yang juga seorang Muslim.
“Ini sangat bagus untuk komunitas Muslim, pemuda, pemain, calon pemain, dan pelatih bahwa tiga Muslim telah mendapatkan penghargaan di Liga Inggris dan dua dari mereka (Salah dan Mahrez) adalah orang Arab,” Riz Rehman mengatakan kepada Arab News dikuti MINA, Senin (24/9).
“Ini sangat penting karena akan menciptakan kesadaran yang lebih besar bahwa pemain sepak bola Muslim sebenarnya pandai dalam permainan sepak bola dan olahraga pada umumnya. Sangat penting, kami menyoroti ini,” tambahnya.
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa
Pada tahun 1992, gelandang Tottenham Hotspur Nayim adalah satu-satunya Muslim di liga Inggris yang mengamalkan Islam.
Kemudian, angka itu meningkat menjadi lebih dari 40 pemain Muslim, banyak dari mereka membintangi klub besar Liga Inggris seperti Mohamed Salah, Paul Pogba, dan N’Golo Kante pada tahun 2018.
Rehman bekerja di PFA untuk mendukung pemain dari latar belakang yang berbeda, termasuk Muslim, serta meningkatkan partisipasi mereka dalam sepak bola.
Seiring dengan kejuaraan dengan tim mereka, keberadaan pemain Muslim sangat penting untuk melawan kesalahpahaman tentang Islam, terutama setelah pemungutan suara Brexit pada tahun 2016.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Pemain sepak bola Muslim sebagai duta Islam
“Orang-orang lebih sadar bahwa kami memiliki pemain Muslim dalam permainannya. Para pemain tidak takut untuk keluar dan menerima kenyataan bahwa mereka adalah Muslim dan menunjukkan kepada dunia bahwa mereka adalah orang-orang baik,” kata Rehman.
N’Golo Kante telah menjadi salah satu pemain terbaik di papan atas Inggris sejak dia pindah ke Liga Premier tiga tahun lalu. Rehman mendesak para pemain Muslim untuk menjadi duta di klubnya masing-masing baik yang berada di papan atas ataupun bawah agar orang-orang terinspirasi.
“Kami ingin mereka juga bekerja dengan komunitas Muslim, kelompok lokal, masjid, dan membangun hubungan dua arah dengan klub,” jelasnya.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Sementara itu, PFA juga bekerja untuk meningkatkan representasi Muslim dalam sepak bola Inggris.
“Saya pikir segalanya lebih baik dari sebelumnya. Banyak klub yang bekerja keras dalam setiap program-program,”kata Rehman, yang merupakan pemain muda yang menjanjikan di Brentford sebelum cedera mempersingkat karirnya pada usia 17 tahun pada tahun 2000.
“Kami memberikan lokakarya yang ditujukan kepada staf dan pelatih bersama-sama memberi tahu mereka lebih banyak tentang Islam yang sebenarnya,” tambahnya.
Di balik itu, mudah-mudahan, klub akan memberikan program-program seputar kebutuhan masyarakat. Ada klub-klub sepakbola seperti Crystal Palace yang memberikan program bermain sepak bola khusus anak-anak Asia, pelatih Asia dan juga komunitas Muslim.”
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Kemajuan juga telah dibuat dalam menarik lebih banyak pemain sepak bola Muslim ke pertandingan Liga Premier Inggris.
Liverpool, Brighton dan Hove Albion adalah salah satu klub yang memiliki ruang doa multi-keyakinan untuk memenuhi fanbase mereka yang semakin beragam. Beberapa klub juga menjual makanan halal.
Sepak bola adalah permainan untuk seluruh dunia sekarang. Pemain Muslim sendiri harus berusaha untuk banyak bermain di pertandingan seperti Mo Salah yang telah menjangkau banyak orang.
Ini bukan kesuksesan dalam semalam, tetapi perjuangan pesepak bola Muslim di Liga Premier Inggris pekan demi pekan dalam setiap pertandingan. (TA/Sj/RI-1)
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Mi’raj News Agency (MINA)