Serpong, MINA – Dalam rangka mendukung fasilitas riset pengembangan obat tradisional, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan peletakan batu pertama ‘Pembangunan Fasilitas Pengembangan Obat Tradisional dengan Standard Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB)’ di LIPI Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten, Kamis (8/3).
Indonesia memiliki lebih dari 30.000 spesies tanaman yang berkhasiat sebagai bahan obat. Tetapi, hingga saat ini hampir 95% bahan baku industri farmasi di Indonesia masih bergantung dari impor luar negeri.
Pengembangan obat alami patut mendapatkan perhatian, mengingat praktek pemanfaatan obat tradisional telah mengakar di masyarakat Indonesia. Disamping itu, potensi pengembangannya sangat terbuka dengan terus meninngkatnya permintaan pasar domestik maupun internasional.
Baca Juga: Kota Semarang Raih Juara I Anugerah Bangga Berwisata Tingkat Nasional
Pengembangan fasilitas penelitian obat tradisional ini bertujuan untuk percepatan hilirisasi hasil penelitian kesehatan dan obat yang telah dikembangkan selama ini, serta memberikan dukungan terkait riset dan pengembangan produk kepada mitra industri.
“Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah melalui Paket Kebijakan Ekonomi ke-11 tentang pengembangan industri kefarmasian dan alat kesehatan,” terang Bambang Subiyanto, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala LIPI.
Lebih jauh, Bambang menjelaskan, fasilitas penelitian obat tradisional diperlukan untuk menjawab permasalahan kesehatan serta mendukung kemandirian bahan baku obat secara nasional.
“LIPI menaruh perhatian besar dalam penelitian dan pengembangan kesehatan obat dengan berbagai riset terkait penggunaan tanaman obat serta bahan aktifnya untuk bahan baku obat,” ujarnya.
Baca Juga: Banjir Rob Jakarta Utara Sebabkan 19 Perjalanan KRL Jakarta Kota-Priok Dibatalkan
Terkait perizinan, tambah Bambang, pihaknya telah berdiskusi dengan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) untuk membicarakan hal ini dengan BPOM dan Kementerian Kesehatan agar merubah aturan-aturan yang kaku menjadi fleksibel.
“Hal ini guna menampung hasil inovasi anak-anak bangsa,” tuturnya.
Bambang juga berharap, untuk pengelola inovasi sebaiknya tidak hanya main sendiri tetapi bersinergi, baik dengan LIPI maupun dengan industri.
“Tanpa adanya sinergi, kita tidak dapat berbuat banyak,” pungkasnya.
Baca Juga: Banjir Rob Rendam Sejumlah Wilayah di Pesisir Jakarta Utara
Selain Pelaksana Tugas (Plt) Kepala LIPI, hadir pada peletakan batu pertama ini Kepala Pusat Penelitian Kimia LIPI Agus Haryono, Direktur Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan BPOM Indriaty Tubagus, Kepala Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Sri Setiawati, serta tamu undangan lainnya. (L/R09/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Presiden Prabowo Beri Amnesti ke 44 Ribu Narapidana