Lampung Selatan, MINA – Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Shuffah Al-Qur’an Abdullah bin Mas’ud (STISA-ABM) Online, Dr. Lili Sholehuddin, M.Pd mengatakan, lembaga pendidikannya mencontoh sistem pendidikan shuffah Rasulullah SAW.
“Pendidikan tinggi di kampus ini adalah implementasi dari Shuffahnya Rasulullah SAW yang sekarang direinkarnasi, mangkannya mahasiswa-mahasiswanya tidak terpatok pada umur,” katanya saat memberikan ceramah ilmiah pada Haflah Taysakur Angkatan 30 Ponpes Al-Fatah Lampung, Ahad (21/4) di Masjid An-Nubuwwah, Muhajirun, Negararatu, Kecamatan Natar, Lampung Selatan.
“Jadi di shuffahnya Rasulullah itu rerata usia mahasiswanya di atas 19 tahun, bahkan banyak yang sudah lanjut usia dan mereka yang menjadi mahasiswa tidak hanya datang dari Madinah saja, tetapi dari berbagai daerah Timur Tengah, datang kepada Rasulullah yang saat itu sebagai dosennya dan mengikuti pembelajaran di serambi Masjid Nabawi,” jelas Lili.
Dia pun menegaskna, hadirnya sekolah tinggi berbasis shuffah ini adalah dalam rangka membangun masyarakat beradab dan berkelanjutan global.
Baca Juga: Walid Barakat Bebas Setelah 42 Tahun di Penjara Suriah
Model pendidikan Al-Shuffah pada zaman Rasulullah tersebut, adalah dengan metode/kurikulum Al-Qur’an. Atas dasar itulah sehingga STISA-ABM juga menerapkan kurikulum yang sama dan menghadirkan juga sistem pendidikan online agar dapat mempermudah proses pembelajaran dan mampu menjangkau mahasiswa-mahasiswanya di manapun berada.
Sehingga, lanjut Lili, harapannya lulusan perguruan tinggi, khususnya lulusan STISA-ABM yang saat ini memiliki jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, akan menjadi mufassir sebagaimana Abdullah bin Mas’ud yang merupakan mahasiswanya Rasulullah pada saat itu, yang terpelajar, berakhlak tinggi, sesuai karakter dan sifat-sifat yang dicontohkan oleh Rasulullah.
“Selain itu juga, diharapkan lulusan Perguruan Tinggi atau lulusan Shuffah Al-Qur’an ini akan menjadi konsultan bidang sosial keagamaan, juga menjadi pengkaji Al-Qur’an berbasis digital sehingga mudah tersebar, karena dalam proses pembelajarannya pun kita menggunakan digital,” ujarnya.
Oleh karenanya, ia berharap, model pendidikan yang sudah diwariskan oleh Rasulullah SAW ini dapat menjadi motivasi bagi masyarakat untuk tetap bergairah dalam menuntut ilmu, sehingga dengan begitu masyarakat yang beradab dan berkelanjutan global akan terwujud melalui sistem pendidikan As-Shuffah.
Baca Juga: Utusan PBB Peringatkan Pengungsi Tidak Kembali Dulu ke Suriah
“Sistem As-Shuffah ini kemudian kita upgrade di STISA-ABM, kita reinkarnasi agar bisa dilaksanakan lebih mudah dan menjadi solusi berbagai persoalan-persoalan umat hari ini yang memerlulan solusi secara tepat dan cepat,” tambah Lili.
Pada Haflah Tasyakur bertema “Bersama Mengukir Prestasi, Wujudkan Generasi Gemilang yang Berakhlaqul Karimah dalam Kepribadian” tersebut, MA Al-Fatah meluluskan 104 santri dengan berbagai prestasi yang telah mereka raih, mulai dari Hafidz Qur’an hingga juara dalam berbagai kompetisi baik tingkat kabupaten hingga nasional. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Serang Suriah 300 Kali Sejak Assad Jatuh, Situs Militer Jadi Sasaran