Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mantan PM Pakistan Secara Terbuka Salahkan AS Atas ‘Konspirasi Perubahan Rezim’

Rudi Hendrik - Selasa, 3 Mei 2022 - 08:13 WIB

Selasa, 3 Mei 2022 - 08:13 WIB

5 Views

Mantan Perdana Menteri Imran Khan meninggalkan Rumah Perdana Menteri. (Twitter)

Islamabad, MINA – Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, yang baru-baru ini digulingkan dengan cara mosi tidak percaya, secara terbuka menyalahkan pemerintahan Presiden AS Joe Biden atas penggulingannya.

Dalam sebuah tweet pada hari Senin (2/5), Khan mengajukan pertanyaan bahwa apakah keterlibatan pemerintahan Biden dalam “konspirasi perubahan rezim” akan membuat sentimen anti-AS di Pakistan turun atau naik, Press TV melaporkan.

“Pertanyaan saya untuk Administrasi Biden: Dengan terlibat dalam konspirasi perubahan rezim untuk menyingkirkan PM yang dipilih secara demokratis dari negara berpenduduk lebih dari 220 juta orang untuk membawa PM boneka, apakah Anda pikir Anda telah mengurangi atau meningkatkan sentimen anti-Amerika di Pakistan?”

Khan kehilangan jabatannya setelah mosi tidak percaya disetujui parlemen pada April, setelah partai-partai oposisi mengajukan mosi menentangnya, setelah hari-hari penuh drama.

Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia

Mantan perdana menteri, yang telah memusuhi Gedung Putih sepanjang masa jabatannya, menuduh Washington mengatur penggulingannya.

Khan merujuk pada surat yang diterima oleh Duta Besar Pakistan untuk Washington Asad Majeed Khan dari seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS pada bulan Maret. Surat ancaman itu dilaporkan memperingatkan bahwa hubungan AS-Pakistan “tidak akan membaik” dengan Khan yang berkuasa, dan bahwa Pakistan “akan dimaafkan” begitu dia digulingkan.

Sejak berkuasa pada 2018, Khan telah mengadopsi retorika anti-Amerika, sambil mengungkapkan keinginan untuk menyelaraskan Pakistan lebih dekat dengan China dan baru-baru ini dengan Rusia. Dia mengadakan pembicaraan dengan Presiden Vladimir Putin pada 24 Februari, hari ketika pemimpin Rusia memerintahkan pasukannya ke Ukraina. (T/RI-1/P2)

 

Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda