London, MINA – Beberapa negara anggota NATO tertentu mungkin mempertimbangkan untuk mengerahkan pasukan ke Ukraina, jika anggota lain atau aliansi pada umumnya tidak menawarkan jaminan keamanan yang signifikan kepada Kyiv, terutama pada pertemuan puncaknya Juli ini, menurut mantan Sekretaris Jenderal NATO Anders Rasmussen.
“Jika NATO tidak dapat menyepakati jalan yang jelas ke depan untuk Ukraina, ada kemungkinan yang jelas bahwa beberapa negara secara individual dapat mengambil tindakan,” kata Rasmussen, yang sekarang menjabat sebagai penasihat resmi Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, kepada The Guardian di Inggris, Rabu (7/6). Anadolu Agency melaporkan.
Melakukan kunjungan ke berbagai ibu kota Eropa dan Washington menjelang KTT Vilnius, Lituania, Rasmussen telah menekankan pentingnya memberikan jaminan keamanan tertulis kepada Ukraina, termasuk bidang-bidang seperti pembagian intelijen, dukungan pelatihan, produksi amunisi, dan persediaan persenjataan yang berkelanjutan, kata harian itu.
Rasmussen mengatakan, sementara jaminan ini sangat penting, mereka seharusnya tidak menutupi fokus utama Ukraina pada jalurnya menuju keanggotaan NATO.
Baca Juga: Trump: Rakyat Suriah Harus Atur Urusan Sendiri
“Kami tahu bahwa Polandia sangat terlibat dalam memberikan bantuan nyata kepada Ukraina. Dan saya tidak akan mengecualikan kemungkinan Polandia akan terlibat lebih kuat dalam konteks ini secara nasional dan diikuti oleh negara-negara Baltik, mungkin termasuk kemungkinan pasukan di lapangan,” katanya.
Rasmussen menjabat sebagai perdana menteri Denmark dari tahun 2001 hingga 2009 dan sekretaris jenderal NATO dari tahun 2009 hingga 2014. (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan