Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MANTAN TAHANAN GUANTANAMO CERITAKAN PENYIKSAAN YANG DIALAMINYA

Rudi Hendrik - Jumat, 14 November 2014 - 02:12 WIB

Jumat, 14 November 2014 - 02:12 WIB

1526 Views

Mantan <a href=

tahanan Guantanamo asal Turki, Murat Kurnaz (kiri). (Foto: AA)" width="300" height="203" /> Mantan tahanan Guantanamo asal Turki, Murat Kurnaz (kiri). (Foto: AA)

Jenewa, 20 Muharram 1436/13 November 2014 (MINA) – Setelah kehilangan lima tahun hidupnya dalam tahanan, mantan tahanan Guantanamo asal Turki, Murat Kurnaz, bersumpah berjuang untuk menceritakan kisah penyiksaan yang dialaminya selama penahanan.

“Saya kehilangan hidup lima tahun di Guantanamo. Saya tidak akan menyerah berjuang menceritakan kisah saya disiksa oleh Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan terus berbicara demi orang lain di Guantanamo,” kata Kurnaz kepada Anadolu Agency di Jenewa yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis (13/11).

Kurnaz datang ke Jenewa untuk juga menyeru PBB agar menekan Pemerintah AS  menutup pusat penahanan Teluk Guantanamo itu.

Sehari sebelum dimulainya panel dua hari yang diselenggarakan oleh Komite PBB tentang Penyiksaan, Kurnaz bersaksi di depan komite tersebut.

Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu

“Saya ditangkap di Pakistan pada 2001 ketika saya berumur 19 tahun dengan tanpa penjelasan. Polisi Pakistan menjual saya kepada pasukan AS dengan harga US$ 3.000. Saya pertama kali dibawa ke Kandahar, Afghanistan, kemudian dipindahkan ke Guantanamo,” katanya.

“Delapan tahun setelah saya dibebaskan, saya tidak percaya jika Guantanamo masih dibuka,” tambahnya.

Meskipun Presiden AS Barack Obama berjanji untuk menutup Guantanamo di Kuba lima tahun yang lalu, tapi penjara itu masih tetap ada sampai sekarang.

“Saya harapkan Amerika memperlakukan saya dengan adil, tapi saya dipukuli selama penahanan, kepala saya ditengelamkan di air dan kejutan listrik dikenakan ke tubuh saya,” katanya.

Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza

Kurnaz yang beragama Islam itu menambahkan, dia juga menderita pelecehan agama.

“Ketika kami shalat, mereka menendang pintu dan menperdengarkan musik keras dan melemparkan air pada kami. Penyiksaan dan penyiksaan psikologis terus ada,” katanya

Ia mengatakan, dia tidak diberi makan untuk waktu yang lama dan bisa mati seperti banyak tahanan lainnya.

“Namun, saya tidak pernah kehilangan harapan bahwa saya akan dibebaskan suatu hari dan saya bermimpi akan membeli sepeda motor ketika saya dibebaskan,” katanya.

Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan

Dia menambahkan, lebih setengah dari 148 tahanan dibebaskan dari semua tuduhan, tetapi AS menolak membebaskan mereka. (T/P001/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Puluhan Anggota Kongres AS Desak Biden Sanksi Dua Menteri Israel

Rekomendasi untuk Anda