MAPIM Kutuk Pembunuhan Dua Muslim Politisi Di India

Kuala Lumpur, MINA – Presiden Majlis Perundingan Pertubuhan Islam Malaysia (MAPIM) Dr. Cikgu Mohd Azmi Abdul Hamid mengutuk pembunuhan dua Muslim politisi di oleh pembunuh Hindutva, dan menyatakan di India menghadapi ancaman serius.

“Terbunuhnya mantan anggota parlemen, Atiq Ahmad dan saudaranya, Ashraf Ahmad, saat diwawancarai wartawan dalam kawalan polisi, menggambarkan kerentanan umat Islam terhadap serangan terbuka,” kata Mohd Azmi dalam keterangan tertulis, Rabu (19/4/2023).

Cikgu Azmi mengatakan, aksi anarki yang mengejutkan, pelanggaran hukum dan masalah ketertiban di Uttar Pradesh terbukti.

Ada pihak-pihak yang kini mengabaikan hukum dan bertindak semaunya, terlepas dari kehadiran polisi dan media. “Pengikut ideologi Hindutva, melalui kampanye kebencian mereka, menargetkan Muslim,” lanjutnya.

Dengan meningkatnya kampanye kebencian, India tampaknya menjadi tempat yang berbahaya bagi umat Islam untuk hidup. Jelas, pemerintah BJP menggunakan kekerasan terhadap Muslim, imbuhnya.

Kasus sebelumnya, di mana seorang pendeta Hindu secara terbuka mempromosikan serangan terhadap umat Islam dan menyatakan rencana untuk mengambil alih Mekkah membuktikan tekad ekstrimis Hindu untuk menabur benih permusuhan terhadap Islam dan umat Islam di tingkat tertinggi.

Pembunuhan terencana telah dilakukan ketika ketiga tersangka segera menyerahkan diri kepada polisi setelah penembakan, dengan setidaknya satu dari mereka meneriakkan, “Jai Shri Ram” atau “Salam Tuan Ram”, sebuah slogan yang telah menjadi seruan dari Nasionalis Hindu dalam kampanye mereka melawan Muslim.

Kedua korban berasal dari minoritas Muslim India. Polisi tidak mengatakan apakah mereka sedang menyelidiki kemungkinan motif sektarian dalam pembunuhan itu. Pembunuhan dua Muslim di depan kamera TV langsung di depan petugas polisi yang menemani mereka hanyalah sebagian kecil dari banyak insiden penyerangan terhadap Muslim setiap hari.

“Kegagalan pihak berwenang untuk melindungi seseorang dalam tahanan, terutama seorang Muslim, memberikan gambaran yang jelas tentang kebijakan pemerintah India yang bias,” ujarnya.

“Kami mengutuk keras pembunuhan dua Muslim tersebut dan menuntut agar para pelaku dihukum seberat-beratnya. Pihak berwenang harus menyelidiki apakah ini pembunuhan bermotif agama. Pemerintah BJP harus menghentikan semua elemen kekerasan agama dan melindungi komunitas minoritas,” tegasnya.

Ia menambahkan, India tidak dapat beralih dari jalur demokrasi ke kebijakan represif untuk menyangkal hak-hak komunitas minoritas. India harus diingatkan bahwa serangan yang meningkat terhadap umat Islam tidak akan ditoleransi. Kasus genosida, tuntutan penghancuran masjid, penyerangan terhadap rumah dan tempat usaha Muslim diikuti oleh umat Islam di India dan di seluruh dunia.

“Umat ​​Islam di seluruh dunia tidak akan tinggal diam dengan terlanggarnya hak-hak dasar umat Islam di India. Untuk itu, kami menyeru umat Islam di India supaya berwaspada dan bersatu dalam menghadapi serangan fanatik agama,” kata Cikgu Azmi

“Kami menyeru semua umat Islam di seluruh dunia untuk berdiri dalam solidariti dengan umat Islam di India, dan mendesak pemerintah India untuk menghormati dan menjamin terciptanya rasa aman kepada umat Islam di India,” lanjutnya.

“Kami menolak dan membantah sekeras-kerasnya tindakan golongan fanatik Hindutva yang mahu menjadikan India negara untuk yang beragama Hindu sahaja. Ia bertentangan dengan sifat perlembagaan India. Kami juga menyeru OIC untuk mengambil perhatian tentang perkembangan terkini di India dan menyuarakan pendirian secara tegas untuk membantah dasar India mengenai minoriti Islam,” katanya. (R/R4/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

 

 

Wartawan: kurnia

Editor: Ali Farkhan Tsani

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.