ICMI AKAN DIRIKAN BANK WAKAF

Logo ICMI. (Foto: Arsip)
Logo . (Foto: Arsip)

Jakarta, 9 Ramadhan 1436/26 Juni 2015 (MINA) – Salah seorang Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), Marwah Daud Ibrahim, mengatakan, ICMI saat ini sedang fokus pada program pembangunan dan teknologi .

“Sedikitnya tiga program utama ICMI yang sedang digagas saat ini untuk membangun perekonomian dan perbaikan teknologi umat, yaitu Bank Wakaf, Satu Desa Satu (SDSB), dan pengumpulan dana secara berjama’ah “Crowdfunding“, kata Marwah pada silaturahim dan buka puasa ICMI, Jumat, di kediaman salah seorang pendiri ICMI, B.J. Habibie, di Kuningan, Jakarta.

Dia mengharapkan gagasan ICMI pada program pembangunan ekonomi umat dan perbaikan teknologi umat ini dapat diterlaksana dan akan disampaikan laporan perkembangan serta pembentukan program khususnya Bank Wakaf dalam Muktamar ICMI ke-VI di Mataram Nusa Tenggara Barat (NTB), pertengahan Desember 2015.

Bank Wakaf yang digagas ICMI melalui Kelompok Kerja (Pokja) Bank Wakaf dipimpin Zainulbahar Noor, yang juga merupakan pendiri Bank Muamalat Indonesia.

Bank Wakaf diharapkan menjadi bentuk pembangunan ekonomi berkeadilan. Hal itu dikarenakan harta wakaf baik berupa uang dan tanah merupakan sumber dana yang diserahkan pemiliknya untuk kesejahteraan umat, tanpa ada keinginan timbal keuntungan.

“Sumber-sumber wakaf dan zakat di Indonesia besar sekali potensinya, namun belum terorganisir dengan baik. Jika Bank Wakaf ini berhasil didirikan, maka akan menjadi yang pertama dan satu-satunya Bank Wakaf yang ada di dunia saat ini,” kata Marwah kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Bank Wakaf itu nantinya, tuturnya,  akan dimanfaatkan untuk memberdayakan sektor UMKM yang selama ini terkendala kurangnya modal karena tidak memiliki agunan.

Padahal, sektor UMKM adalah penyumbang nilai ekspor terbesar Indonesia.

Pembangunan ekonomi umat juga akan dikuatkan dengan adanya gagasan berbagai tokoh ICMI, dengan menggagas pembangunan ekonomi umat melalui pengumpulan dana secara berjama’ah “Crowdfunding“.

Gagasan ICMI ini muncul setelah pembahasan pada Focus Group Discussion (FGD) bertema “Crowd Funding: Sinergi Untuk Kemandirian Ekonomi Umat” yang digagas Badan Zakat Indonesia (Baznas) Indonesia dan Daarul Qur’an yang berlangsung di Hotel Siti, Tangerang, 20-21 Juni 2015 lalu.

Hadir dalam FGD itu Ketua Baznas Didin Hafidudhin, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Ketua MUI Maruf Amin, Da’rul Quran Yusuf Mansur, Praktisi Ekonomo Islam Syafi’i Antonio, Juru Bicara Hizbut Tahrir Ismail Yusanto, Cendekiawan Islam Adian Husaini, Pakar Ekonomi Syariah Aries Mufti, Presidium ICMI, Sugiharto serta sejumlah perwakilan dari lembaga Ziswaf.

“Ini adalah gerakan, sebuah penyadaran bagi kita kalau kita berkumpul kita bisa berbuat banyak,” ujar Ustadz Yusuf Mansur dalam satu kesempatan.

Sementara itu, SDSB adalah program ICMI yang dipimpin Pakar Ekonomi Syariah, Aries Mufti, yang bertujuan untuk membantu pengembangan industri keuangan nonbank (IKNB) di Indonesia, membangun sinergi produk keuangan mikro Islami, mendukung keberlanjutan program keuangan, dan pengembangan keuangan Islami d Indonesia.

Gagasan SDSB ini juga dikaitkan karena pada 2015 ini pemerintah akan mendistribusikan dana sekitar Rp 1,4 miliar per tahun untuk setiap desa. Pihaknya mengasumsikan ada 82 ribu desa di Indonesia. Pemerintah sedikitnya mengucurkan dana lebih dari Rp 100 triliun untuk 82 ribu desa tersebut.

Peran BMT sebagai salah satu institusi di desa yang bisa mendayagunakan dana tersebut agar tepat sasaran, tepat guna, dan tepat waktu.(L/R05/P2)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0