Oleh : Ali Farkhan Tsani*
Sedikitnya ada tiga panggilan Allah yang wajib dipenuhi oleh hamba-hamba-Nya.
Pertama, panggilan shalat, yaitu azan yang berkumandang lima waktu sehari semalam. Seruan lima kali sepanjang 24 jam sehari-semalam ini terus menggema susul-menyusul bergantian dari satu masjid ke masjid lainnya. Selesai dari negeri yang satu, berpindah ke belahan bumi yang lain, berputar terus selama bumi masih berrotasi mengelilingi porosnya. “Allahu Akbar… Allahu Akbar…!”.
Adalah sahabat Ibnu Abbas yang seringkali menangis manakala mendengar panggilan azan bergema. Sampai-sampai surbannya terlihat basah oleh tetesan airmatanya yang terus mengalir mengiringi alunan suara sang muazin. Ketika ada yang menanyakan mengapa sampai begitu? Ibnu Abbas menjawab, “Seandainya semua orang tahu makna seruan muazin itu, pasti tidak akan dapat beristirahat dan tak akan dapat tidur nyenyak.
Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Tentang Urusan Dunia
Mengenai seruan adzan ini, terutama untuk shalat Jum’at, dinyatakan Allah di dalam firman-Nya :
يَآاَيُّهَاالَّذِيْنَ ءٰمَنُوْآإِذَانُوْدِيَ لِلصَّلٰوةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا اِلٰى ذِكْرِ اللهِ وَذَرُواالْبَيْعَ ۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ اِنْكُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ. فَإِذَاقُضِيَتِ الصَّلٰوةُ فَانْتَشِرُوْفِى الْأَرْضِ وَابْتَغُوْا مِنْ فَضْلِ اللهِ واذْكُرُوْا اللهَ كَثِيْرً لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Hal itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan shalat, bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan banyak-banyak mengingat Allah supaya kamu beruntung.” (al-Jumu’ah : 9-10)
Kalimat Allahu Akbar saja mengandung makna panggilan kepada orang beriman yang sedang sibuk mengurusi harta duniawi agar berhenti sejenak. menyambut seruan itu. Mengistirahatkan badan dan segera beramal demi meraih kepentingan dan keuntungan hakiki.
Baca Juga: [Hadits Al-Arbain ke-24] Tentang Haramnya Berbuat Zalim
Kedua, panggilan haji. Allah menyeru di dalam firman-Nya :
وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالا وَعَلَى كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ
Artinya : “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh…..”. (QS Al-Hajj [22] : 27).
Oleh karena itulah, mereka yang menunaikan ibadah haji, menjawab seruan itu dengan kalimat talbiyah,
Baca Juga: Keutamaan Menulis: Perspektif Ilmiah dan Syari
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ.
Artinya : “Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah aku penuhi. Aku penuhi panggilan-Mu tiada sekutu bagi-Mu, aku penuhi penggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat dan kekuasaan hanyalah milik-Mu semata, tiada sekutu bagi-Mu”.
Ketiga, panggilan kematian. Manusia ada saja yang menunda-nunda panggilan azan, juga belum bergeming memenuhi panggilan haji walau sudah mampu. Akan tetapi terhadap panggilan yang satu ini, tidak ada satupun dan sesuatu apapun yang sanggup menghalanginya. Izra’il Sang Pencabut Nyawa atas perintah Tuhannya tidak akan mempercepat walau sesaat jika belum tiba saatnya. Juga tidak akan mengulur waktu walau sedetik apabila sudah datang waktunya.
Firman Allah,
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-23] Keutamaan Bersuci, Shalat, Sedekah, Sabar, dan Al-Quran
وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا وَاللهُ خَبِيْرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ.
Artinya : “Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS Al-Munafiqun [63] : 11).
Dengan penuh kesadaran diri dan keinsafan iman, marilah kita penuhi panggilan Allah berupa azan shalat saat memanggil, dan panggilan haji ke tanah suci bila kita telah mampu menunaikannya.
Demikian juga panggilan-panggilan yang lain, seperti panggilan dakwah, panggilan jihad, dan panggilan kebaikan lainnya. Sebelum datang panggilan Allah yang tidak dapat ditawar-tawar lagi kehadirannya, yakni panggilan kematian. Sementara mereka yang masih hidup pun hanya sanggup berucap, “Inaalillaahi wa innaa ilaihi rooji’un”. Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nyalah kami kembali.
Baca Juga: Langkah Kecil Menuju Surga
*Penulis, Redaktur Mi’raj News Agency (MINA) Jakarta, Da’i Pesantren Al-Fatah Bogor, Indonesia
Baca Juga: Akhlak Mulia: Rahasia Hidup Berkah dan Bahagia
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-22] Islam Itu Mudah, Masuk Surga Juga Mudah