Jakarta, MINA – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy menyebut Yohanes Ande Kalla Marcal (akrab disebut Joni) sebagai model anak yang mempuanyai jiwa nasionalis di zaman now.
Joni (14) pelajar asal SMPN 1 Silawan Motaain, Nusa Tenggara Timur (NTT), menjadi perbincangan setelah aksinya memanjat tiang bendera setinggi 20 meter lebih saat upacara HUT ke-73 Kemerdekaan Republik Indonesia di Pantai Motaain Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, NTT.
“Saya sangat mengapresisasi tindakan nekat Joni. Saya kira ini menjadi contoh pendidikan karakter yang berhasil. Terimakasih kepada Joni telah menjadi model di zaman now yang mempunyai jiwa nasionalisme,” kata Muhadjir saat menerima kunjungan Joni di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jakarta, Senin (20/8).
Lebih lanjut, ia menyatakan secara simbolik yang dilakukan Joni persis dengan peristiwa 10 November (1945) lalu. Saat itu, ada anak muda yang inisiatif manjat bendera untuk merobek salah satu warna bendera sehingga menjadi merah putih.
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
“Maknanya hampir sama. Ketika ada bendera merah, putih dan biru. Kemudian pemuda itu menyobek birunya. Jadi dikibarkan Merah Putihnya. Aksi Joni mirip itu dengan seting peristiwa yang berbeda. Kalau dulu dalam upaya merebut kemerdekaan, dan mempertahankan Merah Putih. Kalau ini semangat mengibarkan kembali Merah Putih agar menjadi bendera negara yang lebih maju,” jelasnya.
Pada kunjungannya, Joni mendapat banyak pujian dari Mendikbud, selain itu juga Mendikbud memberikan hadiah untuk kebutuhan sekolah seperti, sepatu, seragam, laptop, hingga beasiswa sampai tamat Sekolah Menengah Atas (SMA).
“Kita beri beasiswa sampai tamat SMA. Setelah lulus SMA beasiswanya beda lagi bukan dari Kemendikbud. Pokoknya yang penting dia sukses,” tambahnya. (L/R10/B05)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun