Yogyakarta, 5 Syawal 1438/29 Juni 2017 (MINA) – Museum sebagai sumber inspirasi masa depan. Istilah tersebut sangat tepat karena dengan melihat koleksi yang ada di museum kita bisa mengetahui sejarah sekaligus mendapatkan gagasan untuk mencapai tujuan. Salah satu museum tersebut adalah Museum Universitas Gadjah Mada (UGM). Terletak di rumah dinas Bulaksumur D6 dan D7, Museum UGM tergolong masih cukup muda usianya. Museum ini diresmikan pada 19 Desember 2013 silam.
Meskipun masih cukup muda, Museum UGM juga menyimpan sejarah yang cukup menarik. Salah satunya karena adanya ruangan yang menjadi tempat tinggal mantan Presiden AS, obama/">Barack Obama, saat kecil. Ruang Obama kecil tersebut ada di D7.
“Di ruangan ini dulu Obama kecil beristirahat,”papar Wakil Rektor UGM Bidang Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Suratman, Kamis (29/6). Demikian keterangan pers UGM yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Suratman yang juga salah satu penggagas Museum UGM mengatakan, biasanya saat libur panjang puasa (1967-1971) Obama pergi ke Yogyakarta bersama ibunya Ann Dunham dan ayah tirinya Dr. Soetoro dengan kereta api. Mereka selalu tinggal bersama di rumah dinas paman tirinya Iman Sutiknjo. Dr. Soetoro ini adalah adik dari istri Iman Sutiknjo.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Ruangan Obama saat kecil ini bahkan sempat ditengok oleh adik Presiden obama/">Barack Obama, Maya Soetoro yang berkunjung ke Museum UGM pada 11 Juni 2013. Saat itu, Maya memberikan apresiasi yang cukup tinggi atas hadirnya Museum UGM. Maya berharap agar hadirnya Museum UGM bisa menjadi ruang ekspresi bagi mahasiswa, dosen serta pengunjung yang hadir.
Menurut Suratman, Maya Soetoro ketika itu nampak antusias saat berkunjung dan melihat-lihat koleksi Museum UGM. Mulai dari peninggalan dan foto-foto sejarah UGM dari masa ke masa, tokoh-tokoh nasional yang berjasa pada pendirian UGM, tokoh UGM yang berjasa dalam memperjuangkan dan mendirikan UGM, capaian-capaian UGM, prestasi mahasiswa, karya monumental pemikir UGM dan berbagai perkembangan UGM sampai sekarang.
“Ke depan harapannya memang agar Museum UGM ini bisa menjadi sarana yang efektif dan efisien untuk mentransformasikan jati diri UGM sebagai universitas perjuangan, kebangsaan, kebudayaan, dan berdasarkan Pancasila,”paparnya.
Dalam perjalanannya, Museum UGM sudah banyak dikunjungi oleh masyarakat, mahasiswa, serta siswa sekolah dari SD hingga SMA. Selain dari AS, banyak mahasiswa asing, seperti dari Afrika, Belgia serta Jepang telah berkunjung ke Museum UGM. (T/R05/P1)
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September