Siapa yang tidak tahu nama “Makkah”. Pastinya umat Islam di seluruh dunia pernah mendengar tentang kota ini. Makkah, kota di jantung jazirah Kerajaan Arab Saudi. Kota tujuan utama kaum muslimin untuk menunaikan salah satu rukun Islam, ibadah haji. Sebuah kota yang saat musim haji tiba, jutaan umat Islam dari berbagai Negara yang disebut sebagai hujjaaj (jama’ah haji) tumpah ruah berkumpul di sana.
Dijuluki dengan al-Mukarramah, karena Makkah merupakan kota yang dimuliakan oleh Allah SWT. Sebab, di kota Makkah ini Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS untuk mendirikan Baitullah (Ka’bah) di Masjidil Haram, yaitu sebuah bangunan utama dimana Ka’bah dibangun di dalamnya. Bangunan Ka’bah inilah yang kemudian dijadikan patokan arah Kiblat untuk ibadah shalat bagi umat Islam di seluruh dunia.
Sejarah dan kejayaan kota Makkah sudah terbangun sejak dahulu, bahkan masyarakat dunia mengakui tentang peradaban yang berlangsung di kota Makkah. Dalam kitab Perjanjian Lama dan karya-karya sastra klasik, bangsa Arab sudah ada sejak zaman dahulu (purba). Sejumlah penelitian arkeologi dan dalam karya sastra Eropa, telah menyebutkan adanya hasil bumi dan pertanian dari bangsa Arab.
William Shakespeare (1564-1616 M), seorang pujangga Inggris, dalam salah satu karyanya menyebutkan: “Segala wewangian Arab takkan mempermanis tangan kerdil ini.”
Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir
Hal yang sama juga diungkapkan Milton (1608-1674 M), seorang penyair Inggris. “… di laut lepas angin timur berhembus; Semerbak Saba dari pantai yang hangat; Dari Arab yang penuh rahmat.”
Ini menunjukkan, pada zaman dahulu, bangsa Arab dan Makkah khususnya, telah dikenal luas oleh masyarakat sebagai sebuah bangsa yang terkenal akan kejayaannya.
Kota Mekah terletak di kawasan Hijaz, 70 km arah timur kota Jedah, Kerajaan Saudi Arabia, dengan posisi 21°27´ lintang utara dan 39°49` bujur timur. Kota Makkah merupakan Kota Suci umat Islam dan tempat lahirnya Nabi Muhammad SAW.
Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia
Makkah memiliki julukan sangat banyak, seperti; Al-Haram, Al-Amin, Al-Balad, Al-Qaryah, Al-Hathimah dan seterusnya. Dalam Alquran bahkan disebutkan dengan berbagai nama; Makkah, Bakkah, Al-Qaryah, Umul Qura (induk desa-desa) dan Al-Baladul Amin (negeri yang aman).
Dalam Al Quran Surat Ali Imran ayat 96 disebutkan; “Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.”
Ayat tersebut menjelaskan bahwa memang Makkah atau Bakkah telah ada sejak dahulu. Sebagaimana disebutkan dalam Tafsir Jalalain bahwa Baitullah dibina oleh malaikat sebelum Adam diciptakan. Pada sebuah hadis lain disebutkan pula bahwa Ka’bah yang ada di Makkah yang mula-mula muncul di permukaan air ketika langit dan bumi diciptakan sebagai buih yang putih.
Dalam buku Situs-Situs dalam Al Quran yang di tulis oleh Syahruddin El-Fikri, Junaidi Halim dalam bukunya Makkah-Madinah dan Sekitarnya, menyebutkan bahwa Kota Makkah adalah kota tertua di dunia. Bahkan, Makkah sudah ada sejak zaman Nabi Adam Alaihissalam (AS). Konon, Nabi Adam dahulunya diturunkan ke bumi adalah di Makkah, sedangkan Siti Hawa di Jeddah.
Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh
Umat Islam percaya, Ka’bah di Masjidil Haram di kota Makkah merupakan bangunan pertama yang didirikan di bumi oleh Nabi Adam, dilanjutkan Nabi Ibrahim dan terakhir, Nabi Muhammad.
Junaidi Halim menyatakan, batas Kota Makkah merupakan tempat berbarisnya para Malaikat, ketika Nabi Adam meminta perlindungan dari godaan Iblis, setelah diturunkan dari Surga. Batas-batas itu adalah sekitar 7 kilometer (km) Masjid al-Haram dari utara, 13 km ke arah selatan, 25 km dari arah barat dan 25 km dari arah timur.
Dalam buku Atlas Sejarah Nabi dan Rasul, ditulis oleh Sami bin Abdullah al-Maghluts, Nabi Ibrahim diperkirakan hidup pada 1997-1822 Sebelum Masehi (SM). Dan, bila merujuk pada masa hidup Nabi Ibrahim itu, hingga kini Kota Makkah telah berusia sekitar 40 abad.
Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh
Penamaan Makkah dengan nama Ummul Qura didasarkan pada firman Allah Swt. dalam Al Quran Surat Al An’am, 6: 92 yang artinya;
“Dan ini (Al Quran) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. Orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al Quran) dan mereka selalu memelihara sembahyangnya.”
Imam Nawawi Al Jawi, sebagaimana dikutip Abd. Adzim Irsad, berpendapat bahwa Mekah dinamakan Ummul Qura karena menjadi tujuan umat manusia untuk melaksanakan ibadah haji. Umat manusia yang kumpul di tempat mulia ini diibaratkan seperti anak yang berkumpul bersama ibunya. Berkumpulnya umat manusia dalam ibadah haji dan melaksanakan aktivitas dagang menyebabkan Tanah Haram ini disebut Ummul Qura.
Dalam buku Situs-Situs dalam Al Quran yang di tulis oleh Syahruddin El-Fikri disebutkan, DR Ilyas Abdul Ghani dalam bukunya Sejarah Kota Makkah memaparkan ada empat pendapat mengapa Makkah dinamakan Umul Qurra.
Baca Juga: Temukan Keindahan Tersembunyi di Nagan Raya: Sungai Alue Gantung
Pertama, sebab bumi dibentangkan dari bawahnya, dengan demikian dia menjadi pusat dunia. Artinya tanah yang berada di muka bumi ini dibagi di sekitar pusat dari tanah daratan. Juga menjadi tempat yang benar untuk menghadap ketika shalat di kota manapun seseorang berada. Ia adalah busur terpendek yang menghubungkan antara kota itu dengan kota Makkah. Dalam penelitian ilmiah, secara falaki ditemukan bahwa Ka’bah adalah pusat bumi dan ia dibangun di jantung kota Makkah.
Kedua, sebab Makkah adalah kota tertua dan terlama. Ketiga, Makkah merupakan kiblat manusia yang menghadap kearah Ka’bah. Keempat, Makkah merupakan kota yang sangat agung kedudukanya, dibandingkan kota-kota lain di Dunia.
Mekkah dan Nasab Rasulullah SAW
Mengenai nasab Rasulullah SAW. sebagaimana diterangkan dalam hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan At-Tirmidzi. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah memilih Ismail dari anak Ibrahim dan memilih Kinanah dari anak Ismail dan memilih Quraisy dari Bani Kinanah dan memilih Bani Hasyim dari Quraisy dan memilihku dari Bani Hasyim.”
Baca Juga: Kisah Perjuangan Relawan Muhammad Abu Murad di Jenin di Tengah Kepungan Pasukan Israel
Tak banyak sejarah yang mengungkapkan periodisasi Kota Makkah, setelah Nabi Ismail AS. Selang 25 abad kemudian atau sekitar abad ke-5 Masehi (420 M), keberadaan Kota Makkah mulai terkuak, yaitu pada masa Qushay bin Kilab, kakek kelima Nabi Muhammad SAW.
Qushay mempunyai beberapa anak, salah satunya Abdi Manaf bin Qushay. Abdi Manaf mempunyai beberapa anak, di antaranya Hasyim (Bani Hasyim). Dari bani Hasyim inilah yang menurunkan Abdul Muthalib dan menurunkan Abdullah, ayah Nabi Muhammad SAW.
Pada masa itu, Qushay dikenal sebagai salah satu pemimpin suku Quraisy. Suku Quraisy dinisbatkan pada keturunan bani Kinanah, yakni Quraisy bin Fihr bin Malik bin Nadhor bin Kinanah. Qushay mendapat tugas sebagai pemegang kunci sekaligus pemelihara Ka’bah. Dan dari Qushay ini kemudian pemeliharaan Ka’bah dilanjutkan oleh keturunannya, hingga Abdul Muthalib.
Dan pada abad ke-6 (571) Masehi, Kota Makkah makin terkenal ke seantero dunia. Karena pada saat itulah, penghulu para Nabi, yakni Muhammad SAW dilahirkan. (A/P003/R12)
Baca Juga: Pejuang Palestina Punya Cara Tersendiri Atasi Kamera Pengintai Israel
Oleh: Arif Asy’ari, Wartawan Mi’raj Islamic News Agency