Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency)
SuratkabarThe Daily Mail pada edisi 1 Februari 2016 mengungkap kembali berita yang hingga kini masih misteri, yaitu adanya Injil Kuno tersimpan di Turkey, yang sempat menghebohkan berbagai kalangan dalam beberapa tahun belakangan.
Media tersebut juga menyebutkan, pihak Vatikan bermaksud mengetahui keberadaan Injil Kuno itu yang diduga berusia sekitar 1.500 tahun, dan tersimpan selama 12 tahun di Turki.
Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir
Kitab Injil ini ditulis di atas kulit hewan berwarna cokelat kehitaman. Penulisnya menggunakan tinta dari emas dan isinya ditulis dengan huruf Syriac dialek bahasa Aram, bahasa yang sama umum dipakai pada masa Isa Al-Masih. Isi kitab disebut berisi ajaran-ajaran murni, antara lain menyebutkan akan datangnya Nabi Muhammad.
Paus Benediktus XVI mengaku ingin melihat kitab yang banyak dikatakan sebagai Injil Barnabas itu, yang ditemukan oleh polisi Turki dalam operasi anti-penyelundupan tahun 2000 yang lalu.
Sampai tahun 2010, benda bersejarah itu dijaga ketat pihak keamanan, sebelum akhirnya diserahkan kepada Museum Ethnography Ankara.
Pihak museum dikabarkan akan segera membuka kepada publik setelah ada beberapa restorasi kecil.
Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Turki Ertugrul Gunay mengatakan, nashkah kuno tersebut bisa saja merupakan Injil versi asli, yang memiliki isi paralel kuat dengan ajaran Islam, terutama soal Isa sebagai manusia bukan anak Tuhan dan kedatangan Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir setelah Nabi Isa.
Dia juga mengatakan Vatikan telah membuat permintaan resmi untuk melihat kitab itu.
Sementara itu, lembaga Syria Universal Alliance menulis surat resmi kepada Menteri Kebudayaan Turki Ertuğrul Gunay, untuk menyerahkan kitab kuno itu kepada mereka, karena klaim mereka itu milik masyarakat Kristen Syriac.
“Alkitab bersejarah itu materi sangat penting bagi kami. Namun jika (Turki) tidak menyerahkannya, mari kita membuka sebuah museum bersama Turki-Suriah di distrik Midyat,” ujar Sabo Hanna, Kepala Bagian Budaya lembaga itu, mengatakan kepada media Turki Hurriyet Daily News.
Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh
Penolakan Keotentikan
Meskipun penelitian detail belum dilakukan, beberapa pihak menyebut bahwa naskah itu tidak asli. Sebab, salinan tertua Injil yang ada ditulis dalam bahasa Spanyol dan Italia.
Manuskrip Injil Barnabas versi Spanyol hilang dari peredaran. Namun sebagian teksnya muncul di transkrip pada abad ke-18.
Pendeta Protestan Ihsan Özbek mengatakan naskah itu tidak mungkin otentik. Hal itu karena St Barnabas hidup pada abad pertama, berbeda dengan temuan itu yang dikatakan berasal dari abad kelima atau keenam.
Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh
“Salinan di Ankara mungkin telah ditulis oleh salah satu pengikut St Barnabas,” ujarnya kepada surat kabar Zaman Today.
Ia menambahkan, ada sekitar 500 tahun antara masa hidup St Barnabas dan penulisan salinan Injil.
“Mungkin tidak ada hubungannya dengan isi Injil Barnabas,” imbuhnya.
Teolog Profesor Ömer Faruk Harman mengatakan, scan ilmiah dari naskah itu, mungkin satu-satunya cara untuk mengungkapkan berapa usia sebenarnya.
Baca Juga: Temukan Keindahan Tersembunyi di Nagan Raya: Sungai Alue Gantung
Munculnya kitab kuno di Turki pada Februari 2012, yang diyakini sebagai Injil Barnabas, membuat perdebatan di dunia internasional. Namun, perdebatan masih berkutat soal klaim benar tidaknya kitab itu sebagai Injil Barnabas asli. Adu pendapat belum masuk ke ranah isi kitab yang memang belum diterjemahkan oleh pemerintah Turki.
Kepala Direktorat Jenderal Museum dan Aset Budaya Turki, Zulkuf Yilmaz, mengaku,i memang ada satu kitab kuno yang masuk ke Museum Ethnografi Turki pada Februari 2012. Kitab itu diberikan militer ke museum, setelah selama 12 tahun tersimpan di dalam lemari besi di kantor Pengadilan Tinggi Ankara.
Zulkuf berjanji, direktoratnya akan segera menganalisis isi kitab itu. Rencananya, kitab setebal 40 lembar itu akan dikirim ke Laboratorium Pusat Bahasa Turki untuk diteliti lebih lanjut.
“Di laboratorium itu akan dianalisa dan diterjemahkan isinya,” ungkap Zulkup kepada televisi setempat Hurriyet.
Baca Juga: Kisah Perjuangan Relawan Muhammad Abu Murad di Jenin di Tengah Kepungan Pasukan Israel
Phil Lawler, editor Catholic World News (CWN), menyatakan, kitab yang diklaim sebagai Injil Barnabas di Turki itu dapat saja diterima. Namun, karena manuskrip itu belum diterjemahkan, tidak ada yang tahu persis apa isi dari kitab itu.
Namun Phil membantah keras kitab yang katanya ditulis abad ke-5 atau ke-6 Masehi itu. Argumen yang dia ajukan adalah, Barnabas hidup bersamaan dengan Yesus Kristus dan termasuk 12 muridnya.
“Ini pasti ditulis oleh seseorang yang mengaku mewakili Barnabas,” kata Phil, seperti dikutip Daily Mail.
Menurut Phil, aspek penanggalan manuskrip itu sangatl penting. “Jadi apa yang Turki miliki sekarang adalah sebuah dokumen tua, tetapi kami meragukan kitab yang saat ini diperdebatkan,” kata Phil.
Baca Juga: Pejuang Palestina Punya Cara Tersendiri Atasi Kamera Pengintai Israel
Sementara itu, komunitas Kristen Suriah mengklaim kepemilikan Injil kuno yang ditemukan otoritas Turki itu. Komunitas itu juga telah mengirim surat resmi kepada Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Turki, Ertugrul Gunay, untuk mengembalikan kitab suci itu kepada mereka.
Kepala Budaya Komunitas Kristen Suriah, Sabo Hanna, mengatakan Alkitab bersejarah memiliki makna material yang besar bagi Kristiani.
“Jika Turki tidak menyerahkannya, kami meminta Turki membuka akses bersama dengan membangun museum di Distrik Midyat, Suriah,” kata Sabo kepada Hurriyet Daily News.
Komunitas Kristen Suriah ini adalah penganut Kristen ortodok di wilayah Arab. Mereka tersebar dari Lebanon, Suriah, hingga perbatasan Turki. Penganut Kristen ini telah menggunakan bahasa Aramik sejak awal berdirinya gereja mereka.
Baca Juga: Catatan Perjalanan Dakwah ke Malaysia-Thailand, Ada Nuansa Keakraban Budaya Nusantara
“Banyak biara pada awal Kristen di wilayah Suriah di tenggara Turki telah dijarah oleh Turabidin. Karena itu, kami minta agar Injil kuno itu dikembalikan,” ujar Sabo Hanna.
Penutup
Jika benar bahwa kitab ini merupakan Injil Barnabas, ramalan rahib Buhaira saat Muhammad SAW kecil tentu ada hubungannya. Saat itu, Muhammad SAW berusia 12 tahun. Abu Thalib, sang paman, hendak melakukan ekspedisi niaga dari Makkah ke Syam (Suriah).
Terlepas dari kontroversi keotentikan naskah kuno yang diduga Injil Barnabas asli itu, dunia tentu menunggu penelitian lebih lanjut dari pihak-pihak berwenang dan terkait.
Baca Juga: Pengabdian Tanpa Batas: Guru Honorer di Ende Bertahan dengan Gaji Rp250 Ribu
Di dalam Al-Quran pun sudah disebutkan tentang bagaimana Nabi Isa di dalam Injil yang menyatakan bahwa sesudahnya akan ada Nabi terakhir yang bernama Ahmad (Muhammad).
“Dan [ingatlah] ketika ’Isa Putera Maryam berkata: “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab [yang turun] sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan [datangnya] seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad [Muhammad]” Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata”. (QS Ash-Shaff [61]: 6).
(P4/P2 )
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: RSIA Indonesia di Gaza, Mimpi Maemuna Center yang Perlahan Terwujud