Kuala Lumpur, 19 Syawal 1436/5 Agustus 2015 (MINA) – Mennteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi mengatakan, Komunitas ASEAN harus memberi keuntungan sebesar-besarnya bagi masyarakat.
Pernyataan tersebut disampaikan saat dirinya menghadiri rangkaian Pertemuan ASEAN Ministerial Meeting (AMM) ke -48 yang secara resmi dibuka Perdana Menteri Malaysia, dan berlangsung dari 3-6 Agustus 2015, Kemenlu dalam sebuah pernyataan yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.
Oleh karena itu, Menlu RI dukung penguatan TOR ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights (AICHR), guna memperkuat aspek perlindungan HAM di ASEAN dan mengusulkan pendirian Divisi HAM di Sekretariat ASEAN.
“Promosi dan proteksi HAM merupakan salah satu isu utama yang harus diperjuangkan negara-negara ASEAN,” tegas Menlu Retno.
Baca Juga: HRW: Pengungsi Afghanistan di Abu Dhabi Kondisinya Memprihatinkan
Masih dalam konteks perlindungan HAM, Menlu RI juga menegaskan, perlindungan buruh migran merupakan isu penting dalam upaya mengedepankan perlindungan HAM dan berdampak langsung kepada sebagian besar masyarakat ASEAN.
Indonesia mengusulkan agar pertemuan AMM dapat mengeluarkan “Pernyataan Menteri Luar Negeri ASEAN pada Promosi dan Perlindungan Hak-hak Buruh Migran” untuk memberikan dorongan politis kepada penyelesaian instrumen hukum bagi perlindungan buruh migran di ASEAN.
Menlu juga mengangkat beberapa isu penting lainnya seperti instrumen hukum untuk IUU fishing, keanggotaan Timor Leste di ASEAN, serta menyampaikan laporan terkait telah disetujuinya perluasan Sekretariat ASEAN di Jakarta. Indonesia juga meminta dukungan negara ASEAN terhadap pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap di Dewan Keamanan PBB untuk periode 2019-2020.
Sementara dalam pidato pembukaannya, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak menegaskan, ASEAN merupakan organisasi regional yang paling penting di kawasan Asia Pasifik. Pertemuan hari pertama AMM berfokus pada sesi Plenary dan Retreat AMM.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Bilateral RI dengan tiga negara
Di sela-sela rangkaian Pertemuan, Retno melakukan pertemuan bilateral dengan tiga menlu negara sahabat, yakni Papua Nugini, Norwegia, dan RRT.
Dalam bilateral Menlu dengan Menlu Papua Nugini , Indonesia mengapresiasi dukungan Papua Nugini pada keanggotaan Indonesia di Melanesian Spearhead Group (MSG). Disepakati dalam kerangka MSG, Indonesia dan Papua Nugini akan mengutamakan kerja sama ekonomi dan pembangunan. Selain itu, juga disepakati kerja sama pendidikan bahasa Indonesia di sekolah-sekolahm Papua Nugini dengan pengiriman guru bahasa Indonesia ke Papua Nugini.
Menlu juga melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Norwegia, Børge Brende. Kedua pihak sepakat untuk menindaklanjuti kolaborasi menggalang dana untuk pendidikan melalui Komisi Pendanaan untuk Kesempatan Pendidikan Global. Selain itu, akan dilanjutkan pembahasan perjanjian bebas visa untuk paspor diplomatik dan dinas.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Bilateral Menlu dengan Menlu RRT, Y.M. Wang Yi, membahas beberapa hal termasuk isu Laut Tiongkok Selatan. Kedua Menlu sepakat menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan merupakan kepentingan bersama dan harus dikedepankan. Untuk itu, Menlu RI menegaskan semua pihak harus mengambil langkah untuk mengurangi adanya defisit kepercayaan di kawasan.
Terkait dengan masalah Laut Tiongkok Selatan, kedua Menlu sepakat memulai pembahasan secara lebih detil mengenai elemen-elemen untuk implementasi Code of Conduct in the South China Sea dan terus mendorong implementasi Declaration of Conduct in the South China Sea.
Untuk meningkatkan hubungan bilateral, kedua negara sepakat untuk melaksanakan Joint Commission for Bilateral Cooperation RI-RRT tingkat Menteri Luar Negeri tahun ini.
Rangkaian pertemuan AMM berlangsung dari 3 s/d 6 Agustus 2015, bertempat di Putra World Trade Center (PWTC) Kuala Lumpur. Jumlah pertemuan rangkaian AMM yang akan dihadiri Menlu dan delegasi Indonesia adalah sebanyak 28 Pertemuan, yang terdiri dari 16 pertemuan terkait AMM dan 12 Pertemuan bilateral antara lain dijadwalkan dengan Malaysia, RRT, Australia, PNG, New Zealand, Norway, Russia, Republik Korea, UE, India, Pakistan dan Republik Demokratik Rakyat Korea.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Beberapa isu yang akan menjadi fokus Indonesia pada pertemuan AMM kali ini antara lain mainstreaming maritime diplomacy di ASEAN; mendorong majunya pembahasan instrumen hukum bagi perlindungan buruh migran; mendorong majunya pembahasan aksesi keanggotaan Timor Leste sebagai anggota ASEAN; dan memajukan proses pembahasan SEANWFZ (Southeast Asian Nuclear-Weapon-Free-Zone) terkait terkait aksesi negara pemilik senjata nuklir.
Pada pertemuan AMM plenary, para Menteri telah menyepakati dikeluarkannya ASEAN Ministerial Meeting Joint Communiqué of the 48th session.(L/R04/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam