Jakarta, MINA – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno L.P Marsudi telah menyerahkan enam WNI Anak Buah Kapal (ABK) sandera kapal Salvatur VI di Benghazi, Libya kepada keluarganya.
“Alhamdulillah, bersyukur karena atas kemurahan Allah SWT, akhirnya kami mewakili pemerintah Indonesia berhasil menyerahkan enam ABK yang sejak 23 September 2017 disandera oleh kelompok bersenjata di Benghazi, Libya,” ujar Retno dalam sambutannya pada penyerahan WNI di Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Jakarta, Senin (2/4).
Retno mengatakan, proses pembebasan tidak mudah karena daerah tersebit merupakan daerah konflik. Sehingga setiap tindakan yang akan kita lakukan harus benar-benar diperhatikan.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada tim gabungan dari Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI), KBRI Tripoli dan Badan Intelejen Negara, juga semua pihak yang telah bekerja keras dalam pembebasan sandera ini” jelas Retno.
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan
Ia menambahkan, pihaknya juga mencoba untuk memulihkan hak-hak dari enam ABK tersebut kepada perusahan kapal di tempat mereka bekerja. “Ini merupakan tugas yang harus jita tunaikan dalam rangka perlindungan WNI di luar negeri,” imbuhnya.
Sementara itu, salah satu perwakilan ABK Ronny William menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Indonesia atas segala upaya pembebasan yang telah dilakukan dengan kembali ke tanah air dalam kondisi yang baik dan selamat.
Keenam ABK yang ditangkap di 72 mil dari perairan Libya itu di antaranya adalah Ronny William (Jakarta), Joko Riadi (Blitar), Haryanto, Saefuddin, Waskita Ibi Patria dan Muhammad Abudi (Tegal).
Mereka disandera pada 23 September 2017 oleh kelompok bersenjata yang menguasai Benghazi namun anti pemerintah pusat di Tripoli, serta dibebaskan pada 27 Maret 2018.(L/R04/R01)
Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal
Mi’raj News Agency (MINA)