New York, MINA – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengatakan, tata kelola global yang lebih adaptif, responsif dan efektif harus diwujudkan, antara lain melalui reformasi Dewan Keamanan PBB, arsitektur finansial global serta sistem perdagangan multilateral.
“Reformasi sistem multilateral ini harus memerhatikan suara dan kepentingan negara-negara berkembang,” tegas Menlu Retno dalam pidatonya di Konferensi Tingkat Tinggi untuk Masa Depan di Markas Besar PBB New York, Amerika Serikat, Senin (23/9).
Selain sesi pleno, Menlu juga berpartisipasi pada sesi dialog interaktif. Ia kembali menekankan urgensi reformasi sistem multilateral dan pentingnya keterwakilan negara-negara berkembang dalam tata kelola global.
“Kita harus bahu-membahu untuk mewujudkan perdamaian, kemakmuran dan keadilan untuk generasi mendatang,” katanya.
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris
Konferensi Tingkat Tinggi untuk Masa Depan atau Summit of the Future menghasilkan tiga dokumen, yaitu Pact of the Future, Global Digital Compact dan Declaration on Future Generations.
Ketiga dokumen tersebut memuat komitmen global untuk mereformasi sistem multilateral, memperkuat kerja sama di sektor digital dan kolaborasi untuk generasi masa depan. []
Mi’raj News Agency (MINA)