Menlu RI dan Menlu Bangladesh Bahas Masalah Pengungsi Muslim dari Rakhine

Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, hari ini melakukan pertemuan Bilateral dengan Menteri Luar Negeri Bangladesh, Abul Hasan Mahmood Ali, di Dhaka (20/2). (foto: Kemlu)

 

Dhaka, 20 Rabi’ul Awwal 1438/20 Desember 2016 (MINA) – Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno LP Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Bangladesh, Abul Hasan Mahmood Ali, di Dhaka, Selasa, membahas mengenai pengungsi Muslim dari yang saat ini berada di perbatasan Bangladesh dan .

Dalam pertemuan tersebut, Menlu RI menekankan pentingnya Bangladesh dan Myanmar menjaga hubungan baik mengingat hal ini akan memberikan kontribusi bagi pengelolaan perbatasan Bangladesh–Myanmar.

“Hubungan dan komunikasi baik antara Myanmar dan Bangladesh kunci dari pengelolaan isu pengungsi di perbatasan kedua negara,” ujar . Demikian keterangan pers Kemlu RI yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Dalam pertemuan bilateral itu Menlu RI juga menyampaikan hasil pertemuan dengan State Counsellor Daw Aung San Suu Kyi di Yangon, Senin (19/12), yang menyarankan kiranya komunikasi antara Myanmar dan Bangladesh diperkuat. Sebagai tanggapan, State Counsellor Suu Kyi menyampaikan akan segera mengirim Special Envoy (Utusan Khusus) ke Bangladesh. Keputusan State Counsellor Suu Kyi telah disampaikan oleh Menlu RI kepada dan disambut dengan baik.

Setelah Pertemuan bilateral, kedua Menlu mendapatkan briefing dari wakil UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees) dan IOM (International Organization for Migration) di Dhaka. Wakil UNHCR dan IOM menyampaikan berbagai tantangan yang dihadapi dalam menangani jumlah pungsi yang telah melebihi kapasitas penampungan mereka.

Juga disampaikan bahwa sejak terjadinya ketegangan di Rakhine State pada 9 Oktober 2016, telah terjadi peningkatan jumlah pengungsi antara 10 sampai dengan 20 ribu orang.

Menurut data UNHCR terdapat sekitar 32 ribu pengungsi Muslim dari Myanmar yang tercatat resmi pada dua camp pengungsi di Bangladesh. Selain itu menurut estimasi UNHCR ada sekitar 200 ribu pengungsi tidak tercatat yang tinggal di perbatasan Bangladesh dan Myanmar.

Setelah pertemuan dengan UNHCR dan IOM, kedua Menlu bersama dengan IOM dan UNHCR melakukan peninjauan ke Kamp pengungsi Kutupalong di Ukhiya, Cox’s Bazar Bangladesh yang berjarak sekitar 390 km dari Dhaka.

Perlu ditambahkan, kedua Menlu juga membahas upaya peningkatan kerja sama bilateral khususnya di bidang perdangangan dan investasi. Menlu RI menyampaikan bahwa transaksi perdagangan kedua negara mencapai sekitar US$ 1.4 miliar pada tahun 2015 dan masih banyak potensi yang belum dimanfaatkan.

“Dengan total pasar kedua negara mencapai lebih dari 400 juta orang, masih banyak peluang kerja sama ekonomi yang belum dimanfaatkan. Untuk itu kita harus galakan diplomasi ekonomi kita di Bangladesh,” kata Menlu Retno.(T/P008/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.