Jakarta, MINA – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengatakan, Indonesia dan Inggris menyerukan agar militer Myanmar berhenti menggunakan kekerasan terhadap warga yang melakukan demonstrasi anti-kudeta.
Hal tersebut ia sampaikan saat menerima kunjungan Menlu Inggris Dominic Raab di Kantor Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Rabu (7/4).
“Kami berbagi kepedulian yang sama dan terus menyerukan agar militer Myanmar menghentikan penggunaan kekerasan untuk mencegah jatuhnya korban sipil lebih lanjut,” kata Retno dalam konferensi pers bersama secara virtual.
Keduanya juga meminta adanya kondisi yang kondusif untuk berdialog agar demokrasi, perdamaian, dan stabilitas kembali ke jalurnya.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal
Dalam kesempatan itu, Menlu RI juga membahas bagaimana komunitas internasional, termasuk Inggris dapat mendukung upaya ASEAN untuk membantu Myanmar menyelesaikan permasalahan ini.
Selain itu, kedua Menlu juga kerja sama bilateral antara Indonesia dengan Inggris.
Kedua negara sepakat untuk memperkuat kemitraan di sektor kesehatan. “Beberapa area di mana kita dapat bekerja sama adalah penelitian dan pengembangan untuk industri kesehatan dan farmasi, dan kolaborasi untuk produksi vaksin,” tutur Menteri Retno.
Poin lain yang dibahas antara lain, pemulihan ekonomi serta memperkuat kerja sama pertahanan dan keamanan.
Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri
Dalam kesempatan itu, kedua negara juga menandatangani nota kesepahaman (MoU) dalam rangka memperkuat kerja sama melawan terorisme.
Menlu Inggris menantikan kerja sama dengan Indonesia di bidang keamanan dan maritim, hingga mendukung pengembangan infrastruktur di Tanah Air.
Kedua negara, lanjut Dominic, juga terus bekerja berdampingan dalam menangani pandemi Covid-19.
“Kita harus bekerja sama, termasuk memastikan seluruh orang memiliki akses yang sama terhadap vaksin,” ujarnya. (T/RE1/P2)
Baca Juga: Update Bencana Sukabumi: Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian
Mi’raj News Agency (MINA)