Jakarta, MINA – Bambang Brodjonegoro, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional mengingatkan, daya saing Indonesia akhir-akhir ini cenderung semakin menurun.
“Menurut World Economic Forum melalui Global Competitiveness Report, posisi terakhir Indonesia di tahun 2019 pada angka 50 dari 141 negara, padahal beberapa tahun sebelumnya sempat berada di 36 dan 45,” kata Bambang dalam sambutan pada acara Apresiasi Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Tahun 2019, Senin (2/11).
Apresiasi Litbang Tahun 2019 merupakan upaya dari Kemenristek/BRIN dalam memberikan apresiasi terhadap lembaga Litbang, baik dalam lingkup kementerian, non kementerian, daerah, perguruan tinggi, dan Litbang industri atau badan usaha yang telah berkinerja unggul, inovatif, dan berdaya saing.
Dalam kesempatan tersebut Kemenristek/BRIN juga menetapkan 18 lembaga Litbang menjadi Pusat Unggulan Iptek (PUI). Hingga saat ini, terdapat 359 lembaga Litbang di Indonesia, dari jumlah itu, 137 sudah menjadi PUI.
Baca Juga: Tausiyah Kebangsaan, Prof Miftah Faridh: Al-Qur’an Hadits Kunci Hadapi Segala Fitnah Akhir Zaman
Menurut Bambang, penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) merupakan prasyarat bagi negara yang ingin berdaya saing atau menjadi negara maju.
Untuk itulah, ia berharap kepada Litbang dan penelitinya yang sudah terpilih untuk terus meningkatkan lagi apa yang bisa menjadi terobosan inovatif bagi masyarakat.
“Bagi yang sudah menjadi PUI, tidak boleh menurunkan standarnya, justru harus terus naik kelas,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan, penelitian dan pengembangan tidak boleh hanya berhenti pada research namun harus bisa terus dihilirisasi-kan, menjadi invansi kemudian inovasi yang bermanfaat. (L/Sj/P1)
Baca Juga: Pembukaan Silaknas ICMI, Prof Arif Satria: Kita Berfokus pada Ketahanan Pangan
Mi’raj News Agency (MINA)