Menristek/Kepala BRIN Hadir Virtual di Simposium Internasional XII PPI Dunia

Jakarta, MINA – Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional () Bambang PS Brodjonegoro hadir sebagai pembicara dalam webinar XII Dunia bertajuk ‘Meneropong Kesempatan Pemuda Pasca Pandemi Covid-19’ secara daring, Selasa (18/8).

Menteri Bambang dalam paparannya menyampaikan bahwa perubahan pola kerja masyarakat dalam penyesuaian tatanan kebiasaan baru memaksa penerapan transformasi digital dalam kaitannya dengan era revolusi industri 4.0 semakin tidak terhindarkan.

“Saat ini kita sedang mengalami cobaan, tetapi cobaan ini ‘memaksa’ kita untuk lebih cepat melakukan transformasi digital dan lebih cepat melakukan adaptasi revolusi industri ke-4. Ketika nanti pasca pandemi, kita sudah berada dalam kondisi dimana transformasi digital seharusnya menjadi hal yang mainstream, jadi bukan kegiatan sampingan dan alternatif,” ujar Menteri Bambang.

Menghadapi kondisi tatanan kebiasaan baru dan revolusi industri 4.0 pasca pandemi, Menteri Bambang menjelaskan diperlukan peningkatan kemampuan akan ‘literasi baru’ agar menjadi individu yang unggul. Literasi baru yang dimaksud tersebut terdiri dari literasi data, literasi teknologi, literasi manusia, dan pembelajar sepanjang hayat.

“Tantangan akan kondisi saat ini, saran saya bagi setiap anda anggota PPI adalah tingkatkan selalu kemampuan akan literasi baru. Maksudnya pertama perkuat literasi anda di data, khususnya di data sains. Literasi teknologi, kemampuan penguasaan teknologi digital atau ICT,” ucapnya.

“Kemudian literasi terhadap manusianya, bagaimanapun individu yang menjadi pemimpin yang baik adalah yang mampu mempunyai akan literasi terhadap sesama manusia. Dan jadilah pembelajar sepanjang hidup, orang yang sukses adalah orang yang tidak mau berhenti belajar,” tambahnya.

Menteri Bambang juga mengungkapkan, selain kemampuan literasi baru tersebut, dibutuhkan karakter yang mencerminkan 6C.

“Karakter anda harus mencerminkan 6C, yaitu collaboration, critical thinking, creative, communication, computational thinking, dan compassion, katanya.

Menteri Bambang mengatakan, harus mempunyai cara berpikir kritis yang kreatif berinovatif. Kemudian cara bekerja yang komunikatif dan kolaboratif, tidak bisa satu orang memecahkan semua hal dan kita harus bekerjasama. Sarana bekerja yang memanfaatkan teknologi informasi. Serta cara hidup di dunia yang bertanggungjawab akan sosialnya dan personal yang merupakan bagian dari compassion itu sendiri.

Dengan memiliki kemampuan dan karakter tersebut, Ia optimis pemuda Indonesia sebagai manusia abad 21 akan mampu menjadi individu yang unggul dalam menghadapi segala tantangan zaman dalam rangka mewujudkan target Indonesia Maju tahun 2045. (R/R11/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.