Kudus, MINA – Menteri Menristekdikti Mohamad Nasir melakukan kunjungan kerja ke Kudus, Jawa Tengha. antara lain mengunjungi PT. Pura Barutama (Pura Group), terdiri dari beberapa kelompok industri yang menggunakan teknologi tinggi (hi-tech) dalam menghasilkan produk.
“Pengembangan teknologi yang dilakukan oleh Pura sangat luar biasa. Saya harap masyarakat Indonesia bisa menikmati teknologi yang dikembangkan oleh anak negeri sendiri. Kalau anak Indonesia ada yang mampu, kenapa harus impor?” kata Nasir usai kunjungannya di Kantor Pusat Pura Group, Kudus, Sabtu (2/5).
Menteri sebelumnya melihat berbagai produk yang dihasilkan Pura Group dalam berbagai bidang seperti smart technology, total security system, pabrik kertas, offset, packaging, tinta cetak, plastic converting, dan sebagainya.
Ia-pun mengapresiasi produk-produk inovasi yang dihasilkan oleh Pura Group.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Salah satu produk yang mencuri perhatian Nasir yaitu produk hologram yang menempatkan Pura sebagai salah satu holografer terbaik di dunia dan menerima Holography Awards dari IHMA (International Hologram Manufactures Association).
Nasir berharap, kunjungannya ini bisa menjembatani industri dengan institusi pemerintah yang lain agar bisa memanfaatkan produk mereka. Terkait produk hologram misalnya Nasir berkeinginan untuk mengusulkan kepada LKPP tentang cara pengadaan barang dan jasa oleh Peruri sebagai pengguna utama produk inovasi dari Pura.
“Jika ini bisa dilakukan melalui e-katalog maka tidak perlu lagi membeli dari luar negeri melalui bidding atau tender,” ujarnya.
Dalam lawatannya di Kudus, Nasir juga mengunjungi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berada di bawah binaan Djarum Foundation diantaranya SMK Raden Umar Said untuk bidang fokus animasi dan game development, SMK Nahdatul Ulama Banat untuk bidang fokus fashion design, dan SMK PGRI 1 Kudus untuk bidang fokus beauty and spa.
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
Dalam arahannya, Nasir mengatakan bahwa pembinaan SMK oleh Djarum Foundation sama halnya dengan revitalisasi pendidikan vokasi (politeknik) yang dilakukan Kemristekdikti, diantaranya meliputi pembenahan kurikulum dan dosen.
Hal ini agar link and match antara lulusan pendidikan vokasi dan kebutuhan industri dapat berjalan dengan baik. Nasir berharap politeknik juga bisa mensupply guru-guru SMK.
“Dari D3 saya naikkan ke D4. Dosennya harus mempunyai sertifikat, lulusannya juga harus mendapat sertifikat. Sehingga lulusan politeknik juga bisa mengajar di SMK,” katanya.
Nasir juga mengungkapkan upaya pemenuhan guru dan kurikulum harus dibenahi agar sesuai dengan perkembangan zaman atau era revolusi industri 4.0.
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September
“Untuk itu mindset para dosen ataupun guru harus diubah. Cara mengajar harus berubah agar mahasiswa atau siswa SMK bisa berinovasi,” tutur Nasir.
Selanjutnya menurut Nasir harus dibuat pola-pola agar target lulusan ke depan dapat tercapai ke dunia industri.
“Nantinya perguruan tinggi-perguruan tinggi akademik akan saya minta untuk mengubah kurikulumnya. Desain kurikulum harus sesuai dengan bidang profesionalnya,” pungkas Nasir.
Program Director Djarum Foundation, Primadi H. Serad dalam kesempatan yang sama mengharapkan adanya kolaborasi antara SMK dengan perguruan tinggi.
Baca Juga: Roma Sitio Raih Gelar Doktor dari Riset Jeruk Nipis
“Kami membutuhkan perguruan tinggi agar dapat menghasilkan guru SMK yang mumpuni, memiliki High Order Thinking Skills yang baik, memiliki kompetensi Bahasa inggris, serta menyelaraskan kurikulum dengan industri,” pungkas Primadi. (R/R09/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Universitas Lampung Sepakati MoU dengan Chosun University of Korea