Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menristekdikti : Iptek Faktor Penting Tingkatkan Peradaban Bangsa

Risma Tri Utami - Sabtu, 31 Maret 2018 - 03:17 WIB

Sabtu, 31 Maret 2018 - 03:17 WIB

246 Views ㅤ

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir. (Foto: BKKP Kemenristekdikti)

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir. (Foto: BKKP Kemenristekdikti)

Ngawi, MINA – Indonesia memiliki potensi ekonomi untuk meningkatkan akses relevansi dan mutu pendidikan tinggi agar menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

Hal tersebut dikatakan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir saat memberikan kuliah umum pada sarasehan pendidikan Institut Agama Islam (IAI) Ngawi dan STKIP Modern Ngawi di Ngawi, Jawa Timur, Jum’at (30/3).

“Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) serta Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan faktor yang sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam rangka membangun peradaban bangsa,” kata Menteri Nasir.

Menristekdikti juga mengingatkan kepada mahasiwa bahwa era digital yang saat ini semakin mendominasi di Indonesia agar tidak meninggalkan literasi manusia dan kebangsaan yang berpotensi melunturkan semangat gotong royong, solidaritas, dan toleransi antar sesama.

Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru

“Era kita sekarang ini dipenuhi dengan digital, tetapi kita tidak boleh meninggalkan soal literasi tentang manusia dan kebangsaan. Majunya teknologi apapun harus kembali kepada dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” terang Nasir.

Nasir mengatakan, dengan semakin berkembangnya era digital saat ini, masyarakat harus tetap bersatu tanpa melihat komitmen dari agama, etnis dan suku apapun. Harus tetap memegang semboyan NKRI harga mati yang sudah ditegaskan oleh Presiden pertama Indonesia Sukarno sejak awal bangsa Indonesia berdiri.

“Dalam kehidupan sehari-hari, tak kalah pentingnya kita jangan pernah melupakan bahwa Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dan pancasila sebagai ideologi negara,” ujar Nasir.

Terakhir, Nasir menegaskan agar tetap menyerukan dan mengingat semboyan Bhineka Tunggal Ika sehingga tidak akan merusak sendi-sendi kesatuan bangsa Indonesia yang sudah dibuat selama ini. (R/R09/P1)

Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Kolom
Pendidikan dan IPTEK
Pendidikan dan IPTEK