Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MER-C: Pameran dan Museum Holocaust di Minahasa Harus Ditutup

Hasanatun Aliyah - Jumat, 28 Januari 2022 - 18:18 WIB

Jumat, 28 Januari 2022 - 18:18 WIB

2 Views

Jakarta, MINA – Ketua Presidium MER-C Indonesia, dr. Sarbini Abdul Murad menyayangkan diselenggarakannya pameran foto sejarah Holocaust dan pembukaan Museum Holocaust di Indonesia pada Kamis (27/1).

Sarbini juga meminta kegiatan tersebut dihentikan dan museum yang berlokasi di Tondano, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara yang dibangun oleh pengusaha Indonesia berdarah Yahudi, Yaakov Baruch segera ditutup serta aktifitas-aktifitas serupa lainnya dilarang di Indonesia.

“Ini adalah langkah-langkah yang secara tidak langsung merupakan upaya membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Ini prolog yang ingin disampaikan oleh orang-orang Yahudi minoritas bahwa ada peristiwa Holocaust menyedihkan yang pernah dialami bangsa Israel. Mereka ingin menyampaikan pesan kepada masyarakat Indonesia bahwa Israel adalah bangsa yang tertindas dan menderita,” ujar Sarbini dalam keterangan pers yang diterima MINA, Jumat (28/1).

Walaupun Holocaust memang ada, namun menurut Sarbini masih menjadi perdebatan sejarah mengenai jumlah orang Yahudi yang menjadi korban

Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan

“Mereka ingin mengetuk dan membuka hati rakyat Indonesia dengan informasi-informasi semacam ini. Targetnya diharapkan ke depan rakyat Indonesia tidak akan menolak pembukaan hubungan diplomatik dengan Israel,” katanya.

Sarbini juga meluruskan bahwa kita bukan memusuhi warga Yahudi. Namun yang kita tentang adalah paham Zionisme yang identik dengan kolonialisme dan rasialisme.

Menurut Sarbini, justru yang terjadi sekarang adalah sebaliknya, “Israel-lah yang tengah melakukan Holocaust terhadap rakyat Palestina!”.

Untuk itu, ia berharap Pemerintah Indonesia konsisten dengan dukungan dan pembelaan terhadap Palestina, yang berarti hal-hal seperti ini harus dianggap sebagai suatu aktifitas ilegal.

Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal

“Pendirian museum dan pameran foto Holocaust yang berlangsung di Minahasa melukai sejarah dan perjuangan rakyat Indonesia yang selama ini selalu bersama Palestina dan mendukung perjuangan bangsa Palestina,” ujarnya.

“Pemerintah Indonesia jangan di satu sisi membela Palestina, namun di sisi lain membiarkan ada orang-orang yang melakukan upaya-upaya yang bertentangan dengan aspirasi pemerintah dan rakyat Indonesia untuk Palestina. Pemerintah harus melarang aktifitas-aktifitas serupa di Indonesia,” harapnya.

Sarbini juga menyayangkan kehadiran Duta Besar Jerman untuk Indonesia pada acara tersebut.

“Tidak tepat kehadiran Dubes Jerman karena Indonesia tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel dan rakyat Indonesia mendukung perjuangan Palestina. Jangan sampai hal-hal seperti ini mengganggu hubungan dengan rakyat Indonesia,” ujarnya.

Baca Juga: Prof Abd Fattah: Pembebasan Al-Aqsa Perlu Langkah Jelas

Sekali lagi Sarbini juga mengingatkan agar pemerintah dan rakyat Indonesia jangan sampai kecolongan, “Museum Holocaust dan Pameran Holocaust harus ditutup,” tegasnya. (R/R5/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Kolom
Indonesia
Indonesia