Jakarta, MINA – Presidium Medical Emergency Rescue Committe (MER-C) dr. Joserizal Jurnalis menyatakan, lembaganya siap untuk menjadi mediator di bidang kesehatan untuk para tahanan dan narapidana dalam kasus kerusuhan di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.
“Kalau diizinkan oleh pihak Polri dan pihak tahanan, kami akan menjadi mediator di bidang kesehatan, dalam rangka mencegah korban lebih lanjut karena harga nyawa manusia itu sangat mahal,” ujarnya dalam konferensi pers, di Gedung MER-C, Jakarta Pusat, Kamis (10/5).
Joserizal menegaskan, MER-C berdiri netral tidak berpihak pada Polri maupun tahanan, hal ini penting agar kami bisa diterima kedua pihak. Selanjutnya ia mengatakan, MER-C mencoba menilai begaimana kondisi kesehatan para tahanan, merawat yang luka-luka, suplai makanan dan air apakah cukup bagi tahanan.
Sementara itu, Koordinator Pengacara Tim Pembela Muslim (TPM), Achmad Michdan mengatakan, satu-satunya penyelesain kasus ini perlu ada institusi netral yang menilai secara kompherensif masalah ini, tidak bisa lantas kita mengatakan ini ulah teroris, beberapa informasi yang saya tahu bahwa selama ini ada kekerasan dalam proses penahanan yang dilakukan Polri dinilai melanggar hak asasi.
Baca Juga: Selamat dari Longsor Maut, Subur Kehilangan Keluarga
“Saya menganalisa bisa jadi ini merupakan akumulasi dari kekerasan dan ketidakadilan yang dirasakan para tahanan di Mako Brimob, contoh kecilnya menjelang Ramadhan ini intensitas kunjungan keluarga pasti naik, seharusnya mereka bisa mudah bertemu dengan keluarganya,” katanya
Insiden di Markas Korps Brimob Kelapa Dua berawal dari keributan antara tahanan dan petugas kepolisian. Akibat insiden tersebut, lima polisi gugur dan satu tahanan tewas. Satu tahanan itu ditembak karena melawan dan merebut senjata petugas. (RA-1/B05)
Miraj News Agency (MINA)
Baca Juga: Terakreditas A, MER-C Training Center Komitmen Gelar Pelatihan Berkualitas