Misteri Buah Khuldi (Bagian 1)

(Sumber Ilustrasi: Crosswalk)

Oleh : Wildan Alami, Founder Tokoh Nasional Learning Centre

Perfektif

Sebetulnya Allah SWT. tidak menamakannya langsung dengan sebutan “Buah khuldi”. ia hanya menyebutkan sebagai sebuah pohon terlarang “Walaa taqroba haadzihi sajarota” yang artinya “dan janganlah kalian kamu mendekati pohon ini”.

Kalau “khaalidiina” itu artinya “abadi” maka “khuldi” artinya “keabadian”. satu metamorfosa bahasa (imbuhan) yang menandakan kata benda. Buah ini disebut buah khuldi karena oleh iblis menjanjikan keabadian.

Diambil dari Al-Quran surat Al-’Araf ayat 20 bahwa iblis menyebutkan pohon itu akan membuat - kekal dalam surga.

Bentuk dan jenisnya seperti apa, Allah tidak secara eksplisit menyebutkannya dalam Alquran. Apakah seperti apel, seperti anggur, seperti dukuh, atau buah lain yang kita kenal. itu adalah bagian dari pengajaran Allah supaya makna buah itu lebih luas dan mendalam tidak terbatas dan terikat pada bentuk fisiknya.

Buah Khuldi merupakan buah terlarang yang ada di surga pada awal mula kisah kehidupan ummat manusia. Buah ini adalah buah istimewa kerena menentukan nasib tempat kehidupan manusia yang awalnya di surga penuh kenikmatan, kemudian harus berpindah dan selamanya di bumi yang penuh perjuangan.

Buah itu buah yang sangat menggoda sampai-sampai mampu meruntuhkan keta’atan Adam kepada Allah SWT. Buah itu buah pembawa Sial karena membuat Adam dan Hawa diusir dari surga ata pelanggarannya. Buah itu juga project operasi propaganda pertama yang dijalankan oleh Iblis pasca dikutuknya sebagai makhluq penyesat.

Buah ini adalah buat legendaris yang terkenal di seluruh jagat, seluruh ummat manusia di semua kitab agama samai diceritakan kisahnya. Meskipun ukurannya tidak besar, tapi buah ini mengandung kekuatan besar seperti kerikil yang membuat sebuah truk besar tergelincir dan jatuh ke jurang.

Bagi saya buah ini adalah buah yang misterius (penuh tanda tanya). Pertama, kenapa harus ada dalam sejarah awal kehidupan manusia, sebuah muqaddimah dari sejarah panjang narasi kehidupan anak Adam. Kenapa tidak diceritakan tentang seekor hewan ajaib, manusia superhero, atau sebuah teknologi super canggih yang mengisi episode pertama itu. Bukankah itu hal yang lebih besar daripada hanya buah yang ukurannya sebesar buah apel..?.

Kedua, kalau saja buah itu begitu terlarang kenapa Alloh SWT. tidak memagarinya dengan besi, benteng atau sebagaimana kebiasaan para petani kita dalam melindungi tanamannya. Sehingga meskipun Adam-Hawa berniat untuk memakan buah itu, maka tidak ada kesempatan bagi dia untuk memetiknya karena pengamanannya yang ketat.

Ada yang mencurigai bahwa ini sebuah kesengajaan, sesuatu yang direncanakan bahwa adam akan tergoda sehingga Allah memiliki alasan untuk menurunkan (mengusirnya) dari surga. Meskipun begitu, ketidak-amanan tempat penyimpanan buah itu, tetaplah mengandung tandatanya besar.

Ketiga, kenapa Allah begitu murka kepada Adam sehingga IA mengusirnya tanpa ampun, mengeluarkannya dari tempat yang penuh kenikmatan ke bumi yang penuh onak  dan duri meskipun  IA telah memaafkannya. Apakah kadar dosa memakan buah khuldi itu setara dengan larangan dosa zina, dosa mencuri, atau dosa kemusyrikan yang jelas-jelas termasuk dosa dosa besar..? Kenapa Allah begitu murka hanya karena kesalahan sekecil itu.

Misteri buah khuldi ini patut digali, selain harus diterima dengan keimanan sebagai sebuah taqdir Allah, juga harus diambil hikmah agar ditemukan pelajaran yang bisa dipegang untuk kehidupan manusia pada umumnya. Sebab tidak mungkin Allah mendesain kisah ini di awal perjalanan hidup manusia, melainkan terdapat makna/konsepsi besar yang membangun realitas keberlangsungan hidup manusia setelahnya.

Kisah Buah Khuldi

Kisah buah Khuldi dalam Al-Quran ;

Dan Kami berfirman: “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.).

Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan”.(Al-Baqarah 2: 35-36)

Ketika Adam telah ditetapkan sebagai khalifah, maka ia diperintahkan untuk tinggal di surga bersama istrinya (siti hawa). Dia diberi kewenangan untuk menggunakan segala fasilitas surga, menikmati segala makanan yang ada di dalamnya. Akan tetapi selain keleluasaan itu, ia juga diberi amanah berupa larangan untuk mendekati suatu pohon/buah yang pada ayat lain disebutkan buah khuldi. Larangan itu diberikan tanpa alasan yang rinci apakah karena buah itu berbahaya, beracun atau karena bukan haknya. Allah hanya memberikan vonis dzalim bagi yang mendekati/memakan buah itu.

Kemudian dengan upaya kerasnya, iblis menggoda Adam-Hawa untuk melanggar larangan itu. Ia membujuk, merayu dan mengiming imingi kesenangan kepada adam apabila ia mendekati/memakan pohon itu.

Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: “Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. “Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua”.

Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?”.

Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. 

(Q.S Al-A’raf Ayat 20-22)

Iblis datang dengan menampilkan diri layaknya seorang penolong yang menawarkan air ketika seseorang menderita kehausan. yang akan memberi kebaikan, memberi keselamatan dan memberi kenikmatan tertinggi. Padahal iblis sejatinya berusaha memberikan kehinaan, menjerumuskan adam ke dalam kenistaan, dan mengajaknya pada kesengsaraan yang berat. Hingga akhirnya adam percaya dan tergoda untuk mengikuti bujukan syaitan, karena berharap mendapatkan apa apa yang dijanjikan iblis kepadanya.

Akhirnya apa yang diharapkan Iblis terwujud, ketika adam dan hawa melanggar larangan itu, mereka langsung mendapatkan kehinaan.

Kehormatan dan harga diri manusia yang dimiliki mereka berdua langsung telepas dari dirinya. Hingga Allah menemukan kekejian perbuatannya itu dan murka dengan semurka-murkanya. Allah mengukutuk kebodohan Adam dan Hawa yang lebih mempercayai Iblis yang nyata-nyata adalah musuh yang amat membenci manusia.

Allah murka karena larangannya yang mengandung kasih sayang dihiraukan, sementara rayuan Iblis yang mengandung kedzaliman lebih diikuti oleh Adam. Adam dan Hawa menyadari kesalahannya, kemudian memohon ampun, Allah menerima taubatnya tapi tidak membatalkan hukumannya yaitu menurunkan Adam-Hawa ke dunia.(AK/R1/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.