Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muhammad Bilal: Bangun Sinergi Dakwah di Media Digital

Nur Hadis - Ahad, 14 Agustus 2022 - 16:09 WIB

Ahad, 14 Agustus 2022 - 16:09 WIB

8 Views

Al-Muhajirun, Lampung Selatan,  MINA – Muhammad Bilal bin Ali Effendy, selaku content creator dan pencipta Animasi Nusa dan Rara, menyatakan perlunya andil generasi muda untuk sinergi berdakwah di media digital dalam misi melawan media negatif di sosial media.

“Muslimin dewasa ini, khususnya para pemuda, harus bersinergi untuk melakukan counter attack dalam misi memerangi fitnah yang bertebaran di media digital,” katanya  pada acara Tabligh Akbar Jamaah Muslimin Hizbullah 1444 H di Masjid An-Nubuwwah, Kompleks Shuffah Hizbullah Madrasah Al-Fatah, Natar,  Lampung Selatan, Ahad (14/8).

Kondisi   majunya zaman saat ini, tuturnya,  tidak terlepas dari aktifitas pemakaian internet yang tentunya dari kalangan manapun bisa mengakses laman media sosial.

“Harus menjadi perhatian, karena isi dari internet sendiri tidak semua berisi konten positif, dan hal ini menjadi salah satu faktor serius pada kemorosotan moral,” ujarnya.

Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama

Hal ini juga disampaikannya dalam kaitan dengan degradasi umat dari generasi ke generasi yang menyerang akhlak dari akar secara luas.

“Saya turut prihatin terhadap generasi muslim, bahwa sedang terjadi penurunan moral,” jelasnya.

“Penyebab utama  adalah kurangnya seleksi/selektif dalam memilih bacaan, atau pun hiburan, karna Masha Allah di luar sana begitu banyak media dan tayangan dengan isi yang bertentangan dengan syariat Islam,” katanya.

Menurut penuturannya, banyaknya konten dan tayangan di luar sana yang tidak lain diciptakan oleh para musuh Islam dalam misi menghancurkan generasi muslim dengan menayangkan konten-konten yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat banyak menarik perhatian.

Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa

“Adapun media nya antara lain Facebook, Instagram, Twitter, dan yang paling bisa di akses berbagai usia yaitu youtube,” tambahnya.

 

Ia menjelaskan, Perlu sangat di ketahui sebagai orang dewasa, rupanya setiap hari dari tahun ke tahun apa yang sedang ditonton oleh anggota keluarga yang bahkan usia nya masih terbilang balita mungkin terlihat aman-aman saja,

 

Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka

“Jadi memeang mereka mempunyai misi untuk mengahancurkan generasi, dengan cara membuat konten tontonan yang disajikan agar terlihat bagus dan rapi,” ujarnya

 

“Karna seolah-olah memang stigma konten anak-anak itu aman, tapi jangan salah, harus tetap berhati-hati karna sekarang banyak animasi yang didalamnya banyak unsur LGBT, pergaulan bebas, dan hal negatif lainnya yang dapat memicu perubahan akhlak dan perilaku,” jelasnya.

 

Baca Juga: Guru Tak Tergantikan oleh Teknologi, Mendikdasmen Abdul Mu’ti Tekankan Peningkatan Kompetensi dan Nilai Budaya

“Lalu apa Solusi apa yg hrs kita lakukan utk melawan? Kalau fungsinya untuk menjaga anggota keluarga, membatasi akses internet, apakah itu efektif? Kalau tujuannya untuk menghindari, mungkin bisa namun presentasinya kecil,” ujarnya.

 

“Menurut saya perlu adanya suatu gerakan yang meng counter attack,karena kita sebagai umat muslim harus melawan dan harus menguasai serangan balik. Mengajak serta para pemuda untuk ikut dalam misi memperbaiki dari ancaman kemrosotan moral,” paparnya.

Kiprahnya sendiri sebagai content creator, menurutnya,  memiliki misi di mana di balik ide dari penciptaan animasi, terselip tujuan utama yakni berdakwah di media digital.

Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Mansur: Ilmu Senjata Terkuat Bebaskan Al-Aqsa

“Saya selaku kreator film, memilih sektor perfilm dan animasi sebagai wadah dakwah, karena sangat kita ketahui, umur-umur balita adalah saat di mana apa yang mereka tonton itulah yang mereka contoh. Dengan ini Insha Allah saya bertujuan memberikan stimulus yang baik guna membantu pertumbuhan generasi yang bermoral,” tuturnya.

“Walaupun apa yang saya sampaikan isi dari animasi Nusa dan Rara termasuk amalan yang sudah banyak yang mengetahui, namun saya juga  temukan pula banyak sekali testimoni positif dari viewers mengenai konten tayangan Nusa dan Rara,” paparny.

Dia juga menyampaikan jika Dakwah adalah “Rahmatan lil alamin”  yang bersifat untuk semua alam, bukan hanya untuk kaum muslimin,

“Karena Dakwah memang harus luas dan bersifat universal, yang berhak mendapat seruan kebaikan itu seluruh umat manusia, khususnya para non muslim lah yang paling berhak seperti pada seruan dakwah sebgaimana Nabi Muhammad SAW terdahulu yang fokus berdakwah diluar,” ujarnya.

Baca Juga: Kunjungi Rasil, Radio Nurul Iman Yaman Bahas Pengelolaan Radio

Di akhir penyampaian, ia berpesan untuk seluruh kaum muslimin khusunya para pemuda untuk bisa lebih semangat dalam bersinergi dalam melawan tantangan dakwah di era digital ini. (L/ara/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Transaksi Judi Online di Indonesia Mencapai Rp900 Triliun! Pemerintah Siap Perangi dengan Semua Kekuatan

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Breaking News
MINA Sport
Breaking News