Oleh : Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita MINA
Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah akhirnya melantik Muhyiddin Yassin (72) sebagai perdana menteri ke-8 negara itu, di Istana Negara, Ahad (1/3/2020) pukul 10.33 waktu setempat.
Politisi terkemuka Muhyiddin, adalah Presiden Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu), yang juga anggota Parlemen dari Johor dan Menteri Dalam Negeri kabinet Mahathir Mohammad.
Jabatan karier politik tertingginya adalah Wakil Perdana Menteri era PM Abdullah Ahmad Badawi dan era PM Najib Razak. Ini tentu cukup meyakinkannya sebagai Perdana Menteri.
Baca Juga: Pak Jazuli dan Kisah Ember Petanda Waktu Shalat
Masa Kecil
Muhyiddin Yassin lahir di Pagoh, Johor, pada 15 Mei 1957 dan pernah menjabat sebagai Menteri Besar Johor, Negara bagian tempat ia lahir dan dibesarkan.
Ayahnya bernama Tuan Guru Haji (TGH) Muhammad Yassin bin Muhammad yang dikenal sebagai ulama besar di Bandar Maharani, Muar, Negara bagian Johor, Malaysia.
Menurut media Malaysia The Star, Muhyiddin mengakui percampuran darah Bugis dan Jawa dalam dirinya.
Baca Juga: Jalaluddin Rumi, Penyair Cinta Ilahi yang Menggetarkan Dunia
Namun meski begitu, nasionalismenya sebagai orang Malaysia berada di atas segalanya.
“Orang-orang menanyakan bangsa apa saya? Mendiang ayah saya berdarah Bugis dan mendiang ibu saya Jawa. Saya Orang Malaysia,” kata Muhyiddin, Ahad (1/3/2020).
Sumber Tanwir.my menyebutkan, ayahnya, TGH Muhammad Yassin berasal dari Kabupaten Siak, Provinsi Riau, Indonesia. Sebuah kabupaten dengan pusat pemerintahan di Siak Sri Inderapura.
Kabupaten Siak dulunya dikenal sebagai Kesultanan Siak Sri Inderapura, sebuah Kerajaan Melayu Islam yang didirikan oleh Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah I tahun 1723, berpusat di daerah Buantan, Riau.
Baca Juga: Al-Razi, Bapak Kedokteran Islam yang Mencerdaskan Dunia
Sumber Wikipedia menyebutkan, dahulu Siak Sri Inderapura merupakan bagian dari wilayah Johor, di bawah Kesultanan Malaka. Kesulutanan Malaka tahun 1500-an saat itu memiliki wilayah luas, termasuk Johor, Pahang, Selangor, Singapura, Kepulauan Riau, hingga daerah-dfaerah di Sumatera seperti Deli, Rokan, Inderagiri hingga Jambi.
Usai berakhirnya penjajahan, bekas wilayah Kesultanan Johor dibagi atas wilayah jajahan Inggris dan Belanda. Johor kemudian menjadi salah satu negara bagian Malaysia dan Riau masuk bagian Indonesia.
Jadi, ada kaitan erat Muhammad Yassin yang lahir tahun 1902 di Siak, kemudian hijrah dan meninggal dunia ketika berusia 73 tahun di Johor.
Di Johor inilah kemudian TGH Muhammad Yassin menjadi seorang pendakwah dan guru yang sangat gigih. Pengajarannya kebanyakan tertumpu kepada kitab-kitab tasawwuf dan ilmu tauhid.
Baca Juga: Abdullah bin Mubarak, Ulama Dermawan yang Kaya
Sumbangan Tuan Guru Haji Muhammad Yassin, dalam bidang pendidikan agama, khususnya di sekitar Johor amatlah besar. Ia mendirikan dua sekolah untuk tujuan penyebaran ilmu kepada anak-anak di sana yakni Sekolah Menengah Mohammad Yassin dan Sekolah Arab Sa’adiah. Menurut sumber Kaldera.
Ia belajar kitab-kitab agama Islam dari ulama besar Muar, Tuan Guru Haji Abu Bakar bin Haji Hasan al-Muari.
Murid-murid lain yang sama-sama menimba ilmu dengan gurunya antara lain Tan Sri Mohamed Noah. Ia merupakan mertua Tun Abdul Razak, Perdana Menteri ke-2 Malaysia.
Sedangkan ibunya Muhyiddin Yassin bernama Hj Khadijah binti Kassim, warga Malaysia berdarah Jawa, Indonesia.
Baca Juga: Behram Abduweli, Pemain Muslim Uighur yang Jebol Gawang Indonesia
Khadijah binti Kassim adalah isteri kedua TGH Muhammad Yassin. Tidak diketahui secara pasti tanggal lahirnya, hanya disebutkan ia wafat tahun 1977. Tidak banyak literatur mengenai dirinya.
Muhyiddin Yassin beristerikan Hj Norainee Abd. Rahman dan mereka dikaruniai empat orang anak : Fakhri Yassin (44), Nabilah (41), Najwa (33) dan Farhan Yassin.
Karier Politik
Muhyiddin bergabung dengan Partai Organisasi Nasional Malaysia Bersatu (UMNO) tahun 1978, hingga puncaknya menjabat Wakil Presiden UMNO (tahun 1993).
Baca Juga: Suyitno, Semua yang Terjadi adalah Kehendak Allah
Ia terakhir pindah ke Partai Pribumi Bersatu Malaysia bersama Mahathir Mohammad pada 2016 dan kemudian memimpin partai tersebut.
Ia pernah menjabat sebagai Menteri Besar Johor (1992-1995), Menteri Pemuda dan Olahraga (1995-1999), Menteri Agrikultur dan Agro-Industri (2004-2008), Menteri Perdagangan Internasional dan Industri (2008-2009), Menteri Pendidikan (2009-2015) dan Menteri Dalam Negeri kabinet Mahathir sejak 21 Mei 2018.
Karier tertingginya adalah sebagai Wakil Perdana Menteri era Najib Razak (2009-2015).
Koalisi ini merupakan gabungan partai pendukung Mahathir dan Anwar yang terdiri dari Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu), UMNO, Partai Islam Se-Malaysia (PAS), Gabungan Parti Sarawak (GPS), serta Partai Warisan Sabah (Warisan).
Baca Juga: Transformasi Mardi Tato, Perjalanan dari Dunia Kelam Menuju Ridha Ilahi
Muhyiddin Yassin sendiri didukung oleh Koalisi Barisan Nasional yang terdiri dari UMNO, Partai Persatuan Tionghoa Malaysia (MCA) dan Kongres India Malaysia (MIC), serta Partai Islam se-Malaysia (PAS) untuk menjadi Perdana Menteri Malaysia.
Last Minute
Nama Muhyiddin Yassin muncul belakangan pada menit terakhir (last minute) sebagai kandidat PM alternatif setelah PM Mahathir Mohammad mengundurkan diri 24 Februari 2020.
Ia muncul di antara kandidat Anwar Ibrahim dan Mahathir yang hendak maju lagi sebagai kandidat PM.
Baca Juga: Dato’ Rusly Abdullah, Perjalanan Seorang Chef Menjadi Inspirator Jutawan
Sultan Abdullah menilai Muhyiddin Yassin sebagai sosok yang diterima oleh mayoritas anggota parlemen, sehingga ditunjuk sebagai PM menggantikan Mahathir. (T/RS2/RS1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hambali bin Husin, Kisah Keteguhan Iman dan Kesabaran dalam Taat