Bengaluru, selatan India, MINA – Kemarahan massa Muslim di Bengaluru, Karnataka, selatan India, karena unggahan di Facebook yang menghina Nabi Muhammad, berujung pembakaran terhadap sejumlah kendaraan, bentrok dengan polisi hingga penangkapan terhadap sedikitnya 110 pemrotes.
Dikutip dari TRT World, setelah kejadian Selasa malam (11/8) tersebut, para sarjana dan politisi Muslim turun tangan, meminta orang untuk menahan diri dari melakukan kekerasan.
“Ada pemuda yang terkait dengan politisi lokal. Dia telah mengunggah bahwa ‘Saya tidak sekuler’ dan kemudian juga mengunggah unggahan yang menghina di media sosial terhadap Nabi Muhammad, yang membuat marah orang,” kata Maulana Mohammed Maqsood Imran Rasheedi, seorang sarjana Muslim terkemuka di Bengaluru, ibu kota Negara Bagian Karnataka .
“Kami mengimbau masyarakat untuk menjaga perdamaian dan tidak melakukan kekerasan apa pun,” tambahnya pada Rabu (12/8).
Baca Juga: HRW: Pengungsi Afghanistan di Abu Dhabi Kondisinya Memprihatinkan
Pemimpin Kongres Senior Dinesh Gundu Rao juga men-tweet, mendesak orang untuk tetap tenang.
“Apa yang ditulis tentang Nabi adalah kerja pikiran yang sakit dengan niat untuk menciptakan kekerasan. Ini sangat tidak pantas dan pernyataan seperti itu tentang siapa pun yang dihormati oleh komunitas mana pun, perlu ditangani dengan cara setegas mungkin oleh pihak berwenang,” katanya di Twitter.
Dalam tweet lain, dia berkata, “Jika ada yang menulis sesuatu yang tidak menyenangkan, hukum akan mengambil jalannya. Ada banyak cara dalam demokrasi untuk memperjuangkan keadilan. Dalam dunia Media Sosial saat ini, kata-kata provokatif ditulis oleh orang-orang gila. Mari kita mengutuknya. Namun, kekerasan bukanlah jawabannya.”
Kejahatan kebencian terhadap minoritas telah meningkat di India sejak Narendra Modi dan Partai Nasionalis Hindu Bharatiya Janata (BJP) berkuasa pada tahun 2014.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Puluhan pria Muslim telah diserang atau digantung oleh gerombolan Hindu sejak saat itu, banyak yang dicurigai menyembelih sapi, binatang yang dianggap suci dalam agama Hindu.
Amerika Serikat tahun lalu merilis laporan tahunan tentang kebebasan beragama internasional yang mengatakan, intoleransi beragama meningkat di India.
Dinyatakan pula narasi ekstremis telah “memfasilitasi kampanye kekerasan, intimidasi, dan pelecehan yang mengerikan dan berkelanjutan terhadap minoritas non-Hindu dan kasta rendah Hindu.” (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)