Llilongwe, 5 Sya’ban 1434/14 Juni 2013 (MINA) – Muslim Malawi, Afrika Selatan telah tertarik untuk mengenakan jilbab, disetiap jalan ditemui muslimah berjilbab, hal itu kini sudah menjadi pemandangan umum bagi masyarakat setempat.
Waktu yang cukup lama bagi muslim Malawi mendapatkan ejekan dan cemoohan karena mengenakan jilbab, hal tersebut berkaitan dengan didominasinya pemberdayaan masyarakat Muslim oleh Kristen.
“Kami telah melewati kejadian menyakitkan, diperlakukan tidak manusiawi,” kata Mwalone Jangiya, seorang perempuan Muslim di Majelis Nasional Malawi. Menurut laporan Onislam.net seperti dipantau Mi’raj News Agency (MINA), Jum’at (14/6).
“Dulu hijab dipandang sebagai suatu kejahatan, tapi sekarang kami bebas untuk memakainya, bahkan sekarang kami bekerja memakai jilbab tanpa dipandang sebelah mata, sekarang kami bagian dari masyarakat,” tambah Jangiya.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Jilbab merupakan pakaian yang disyari’atkan dalam agama Islam. sebelum tahun 1990-an perempuan muslim berjilbab jarang ditemukan di jalan-jalan wilayah Malawi, karena muslim yang berjilbab menuai cemoohan dan ejekan.
Kini, setiap hari terlihat banyak perempuan muslim berjilbab di jalan-jalan, pasar, sekolah, perguruan tinggi, dan tempat umum lainnya.
“Kita sekarang adalah orang bebas dalam masyarakat bebas,” kata Khadija Hamdan, anggota eksekutif dari organisasi permpuan muslim Malawi.
“Kami bebas beribadah kepada Allah dengan cara yang kita inginkan, kami merasa bangga sebagai seorang Muslim,” tambahnya.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
“Hari ini, memakai jilbab adalah sebuah kemenangan bagi para perempuan Muslim Malawi. Anda dapat melihat perempuan berjilbab hampir dimana-mana, sehingga dapat mengidentifikasi seorang perempuan Muslim,” tegas Khadija.
Islam merupakan agama terbesar kedua di Negara Afrika Selatan setelah Kristen. Statistik resmi menunjukan jumlah populasi muslim di Malawi mencapai 12 persen dari 14 juta penduduk di negara tersebut.
Pemberdayaan Perempuan Muslim
Para cendikiawan memberdayakan kaum perempuan Muslim berjilbab di Malawi. “Di masa lalu, jilbab adalah sumber ejekan publik,” kata Sheikh Dinala Chabulika, Koordinator Nasional Biro Informasi Islam (IIB).
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
“Perempuan memakai Jilbab dianggap primitif dan terbelakang. Sekarang masyarakat semakin toleran terhadap Islam,“ tambahnya. Namun, pemberdayaan politik kaum Muslimin dalam dua dekade terakhir telah membantu mengubah pandangan publik terhadap jilbab.
“Selama beberapa tahun terakhir, kami telah mampu memberdayakan perempuan dengan memberi pemahaman kepada umat Kristen bahwa perempuan Muslim mempunyai tempat sendiri dalam beragama seperti halnya perempuan Kristen di Malawi,” kata Sheikh Dinala.
“Kami telah sepenuhnya memberdayakan mereka untuk menghargai identitas mereka sebagai Muslim,” tegas Sheikh Dinala.
Turunnya Presiden Muslim Malawi pertama, Bakili Muluzi pada pemerintahannya tahun 1994-2004 adalah tonggak berubahnya pandangan masyarakt Malawi terhadap Islam.
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa
“Sejak masa pemerintahannya Presiden Muslim di Malawi dapat mengubah pola pikir masyarakat Islam dan Muslim dan telah mampu untuk hidup berdampingan dengan umat Kristen dan berpartisipasi dalam pembangunan nasional, tanpa diskriminasi atas dasar agama,” kata Sheikh Dinal. (T/P013).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Presiden Afsel Minta Dunia Tekan Israel Hentikan Serangan di Gaza