Niamey, MINA – niger/">Muslim Niger berdoa di luar pangkalan militer yang menampung pasukan Prancis di ibu kota Niamey agar pasukan bekas penjajah Niger tersebut meninggalkan negara Afrika Barat itu.
Doa tersebut diadakan pada hari Jumat untuk mendukung para pemimpin militer yang menggulingkan presiden sekutu Prancis Mohamed Bazoum pada bulan Juli dalam kudeta. Press TV melaporkan.
Hubungan antara Paris dan Niamey memburuk sejak terjadinya kudeta, karena Niamey menolak mengakui penguasa baru Niger dan menolak memberikan dukungan kepada mantan presiden tersebut.
Bulan lalu, para pemimpin militer Niger menyatakan Duta Besar Prancis Sylvain Itte persona non grata dan mencabut kekebalan diplomatiknya.
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
“Kami telah menuntut, rakyat Niger, rakyat Niger yang berdaulat, menuntut agar Duta Besar Perancis, kekuatan teroris Perancis, pasukan Perancis, meninggalkan wilayah kami. Dan untuk ini, kami siap untuk memobilisasi, untuk menanggapi semua seruan patriotik agar Niger bisa menang dan mendapatkan kembali kedaulatannya yang sebenarnya setelah 63 tahun berperang,” kata Idrissa Maiga Alzouma, seorang warga Niamey.
“Ide melakukan doa bersama adalah memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa, memohon berkah Tuhan Yang Maha Esa, dan memohon kepada Tuhan Yang Maha Baik untuk membantu kami dalam perjuangan ini…,” kata Ibrahim Boubacar, warga Niamey lainnya. “Kami memang bisa shalat di masjid lain. Tapi tidak bisa. Kami harus shalat di sini, di depan mereka, supaya mereka bisa mendengar kami.”
Prancis memiliki sekitar 1.500 pasukan yang dikerahkan di Niger.
Pada hari Senin (3/9), Ali Mahaman Lamine Zeine, perdana menteri pemerintahan militer Niger, mengatakan, “kontak” sedang dilakukan untuk membuka jalan bagi penarikan pasukan yang “sangat cepat”.
Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis
Sehari setelahnya, surat kabar Prancis Le Monde melaporkan bahwa Prancis telah memulai pembicaraan dengan pejabat Niger mengenai penarikan tersebut. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jerman Batalkan Acara Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik dengan Israel