MUSLIMAH, JANGANLAH MENGELUH

Muslimah Quran

Muslimah QuranOleh: Nidiya Fitriyah*

Dalam satu hari, pernahkah kita tidak mengeluh? Dari mulai beraktivitas di pagi hari hingga terlelap di malam hari ? Bisa jadi sepanjang hari, banyak mengeluh  untuk hal-hal yang sepele.

Sebagai seorang sejati, setiap perkataannya, setiap perbuatannya, justru harus memberikan teladan. Walaupun begitu, terkadang ada saja keluhan yang keluar dari dalam diri, walau tak ada satu orang pun yang melihatnya mengeluh. Wajar memang jika sesekali seseorang  mengeluh, karena sudah menjadi kodrat manusia yang suka berkeluh kesah, seperti  firman Allah Ta’ala:

 “Sesungguhnya manusia itu diciptakan dengan sifat suka mengeluh. Apabila ditimpa musibah dia mengeluh dan apabila ditimpa kesenangan berupa harta ia jadi kikir.” (Q.S Al-Ma’arij ayat 19-21)

Bukan hanya  ketika musibah datang, manusia dalam kondisi tenang dan senang pun terkadang sering mengeluh. Tugas kuliah yang menumpuk,  masalah kantor, belum lagi yang sudah menjadi seorang ibu, anaknya rewel, cucian menumpuk, dan hal-hal lainnya yang menyebabkan seseorang mengeluh. Seolah-olah semua hal menjadi bahan keluhan.

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam  pernah menerangkan satu amalan yang dapat menyelamatkan kaum wanita dari azab neraka. Ketika Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam selesai berkhutbah hari raya yang berisikan perintah untuk bertakwa kepada Allah s.w.t. dan anjuran untuk mentaati-Nya. Rasulullah pun bangkit mendatangi kaum wanita, beliau menasihati mereka dan mengingatkan mereka tentang akhirat, kemudian Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam  bersabda :

“Bersedekahlah kamu semua. Kerana kebanyakan kamu adalah kayu api Jahanam!”

Maka berdirilah seorang wanita yang duduk di antara wanita-wanita lainnya yang berubah kehitaman kedua pipinya, ia pun bertanya : “Mengapa demikian, wahai Rasulullah?”

Baginda Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam menjawab : “Kerana kamu banyak mengeluh dan kamu kufur terhadap suami!” (Hadis Riwayat Al- Bukhari)

Naudzubillah, semoga kita bukan termasuk wanita-wanita kelak yang menjadi bahan bakar api neraka. Hadist tersebut menguatkan kita agar tidak banyak mengeluh. Sebenarnya, banyak yang kita keluhkan hanyalah urusan dunia, akibat ketidakpuasan kita terhadap hal-hal yang sifatnya duniawi.

Terkadang kita lupa mensyukuri hal-hal yang kita anggap tidaklah penting, padahal sangat penting. Seperti halnya nikmat sehat. Pernahkah kita sujud syukur atas segala nikmat sehat yang telah Allah berikan setiap harinya, sehingga kita bisa melakukan aktivitas dengan lancar. Jika hambatan itu datang, janganlah membuatnya menjadi bahan keluhan kita, tetapi lihatlah sebagai ujian dan tantangan untuk kita, agar menjadi manusia yang lebih baik, yang senantiasa mendekatkan diri pada Allah.

Kita harus waspada dengan sifat suka mengeluh ini, jika tidak ingin sifat buruk ini menjelma menjadi bagian dari karakter, untuk itu perlu latihan pengendalian diri agar tidak selalu melontarkan keluhan. Lalu, bagaimana caranya?

Biasakan menyampaikan keluh kesah pada Allah Ta’ala semata

Ketika kita ditimpa masalah atau musibah, lebih baik menyampaikan keluh kesah dan kegundahan hati pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena Dia-lah Yang Maha Tahu segala persoalan dan kegundahan dalam jiwa kita. “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya.” (QS.  Yusuf: 86).

Solusi praktis

Daripada mengeluh tiada akhir, lebih baik memikirkan atau membicarakan solusi praktis atas permasalahan yang kita hadapi. Tidak ada masalah yang tidak bisa dicari solusinya. Jika menemui jalan buntu, mohonlah bantuan pada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Tidak membesar-besarkan hal yang kecil

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, “Saya melayani Rasululullah Shalallahu Alaihi Wasallam  selama dua puluh tahun dan beliau tidak pernah mengatakan ‘ahh’ pada saya. Dan beliau tidak pernah mengatakan apapun yang tidak saya lakukan, ‘mengapa kamu tidak melakukannya?’ atau apapun yang telah saya lakukan, ‘mengapa engkau melakukan itu?’” (HR Muslim).

Jadi biarkan saja hal-hal sepele yang tidak penting itu lenyap dan tidak lagi mengganggu pikiran kita.

Bicaralah tentang nikmat Allah

Daripada memilih membicarakan segala sesuatu yang salah dalam hidup kita, pilihlah topik pembicaraan tentang hal-hal yang menyenangka. Dengan bersikap seperti ini, bukan hanya membantu kita menghindar dari keluhan, tapi juga mematuhi perintah Allah Ta’ala  untuk selalu mensyukuri nikmat Allah, “Lalu nikmat Allah manakah yang engkau dustakan?.”

Bicarakan masalah-masalah lain yang lebih penting

Misalnya hal-hal baru yang mengundang minat kita untuk belajar, proyek-proyek untuk pekerjaan atau pengalaman jalan-jalan melihat keindahan alam yang membuat kita merenungkan keindahan ciptaan Yang Mahakuasa.

Kenali sikap suka mengeluh yang jadi kebiasaan

Perhatikanlah selalu perkataan kita dari waktu ke waktu, apakah kita merasakan bahwa mengeluh merupakan kebiasaan dari suatu usaha yang berguna? Mengakui hal itu sebagai kebiasaan adalah langkah pertama yang penting untuk mulai melawan sikap suka mengeluh.

Sedikit Bicara

Jika sudah mencoba segala sesuatu yang kita pikirkan dan masih menemukan diri kita terlalu banyak mengeluh, mungkin itu karena kita sudah terlalu banyak bicara. Jangan biarkan setan yang mengarahkan kita untuk bicara hal-hal yang tidak berguna atau berbahaya. Pertahankanlah kelembaban lidah dengan selalu mengingat Allah Subhanallau wa Ta’ala. Bertobatlah kepada-Nya dan bershalawatlah atas nama Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam  Sesering mungkin.

Adanya keluhan merupakan tanda bahwa kita tidak cukup cepat untuk meninggalkan keadaan yang tidak kita sukai. Mengeluh hanya membuang waktu dan pikiran kita. Biarlah angin yang berhembus membawa segala keluh kesah kita, biarlah ia terbang jauh dan membiarkannya pergi, tanpa mengharapkannya kembali.

Bersedekahlah, dan berlindung pada Yang Maha Kuasa dari api neraka, buatlah setiap detik, menit, jam, hari, dan tahun kita menjadi lebih bermakna.  Mari sama-sama merubah diri menjadi muslimah anti komplain. Tetaplah menjadi seseorag yang lemah lembut hatinya, dengan tidak mengeluh dan terus memperbaiki diri agar menjadi muslimah sejati.(TNidiya/P03-IR)

*Mahasiswi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) STAI Al-Fatah Bogor

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0