MUSLIMAH INGGRIS LAWAN ISLAMOPHOBIA

pure-words.com
pure-words.com

, 6 Dzulqa’dah 1435/1 September 2014 (MINA) – Ketika pekerja wanita muda Muslim, Sumreen Farooq (18) disiksa di sebuah jalan di London, ia memutuskan untuk mengambil sikap dengan memakai jilbab.

Farooq adalah salah satu dari banyak perempuan muda Muslim tinggal di , yang memiliki berbagai alasan untuk memilih menggunakan jilbab untuk menunjukan iman di sekitar mereka, meskipun angka kekerasan terhadap umat Islam meningkat. On Islam melaporkan seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin.

Ada pandangan umum seolah kebanyakan Muslim muda seperti itu dipaksa untuk memakai jilbab oleh suami atau keluarga mereka, tapi studi dan wawancara menunjukkan sebaliknya. Di negara-negara minoritas Muslim, para wanita dengan kesadaran sendiri memutuskan untuk menutupi auratnya dengan jilbab.

“Saya akan terus bertahan dengan apa yang saya lakukan, jadi saya tetap akan mengenakan jilbab,” kata Sumreen Farooq, seorang pegawai menengah di sebuah toko, yang juga relawan di sebuah Komunitas Pemuda Islam di Leyton, London Timur.

Jumlah Muslim Inggris hanya di bawah lima persen dari 63 juta penduduk. Tidak ada angka resmi tentang berapa banyak perempuan memakai jilbab dan niqab.

Tapi tampaknya dalam beberapa tahun terakhir, perempuan muda muslim makin banyak memilih memakai jilbab, untuk menegaskan identitas Muslim-nya  dan menunjukkan secara terbuka keyakinan mereka.

Shanza Ali (25), lulusan Master yang bekerja dalam sebuah organisasi non-profit yang dipimpin oleh seorang Muslim di London mengatakan, ia lahir di Pakistan dan ibunya yang orang Pakistan tidak pernah memakai jilbab, namun ia dan adiknya, Sunda memilih untuk mengenakan jilbab saat berusia 20 tahun.

“Saya memutuskan untuk membuat komitmen sebagai Muslim dan saya tidak akan pernah berhenti,” kata Shanza.

“Karakter harus lebih penting daripada penampilan,” tambahnya. (T/P006/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

UK: British Muslim women fight Islamophobia with faith

Comments: 0