Yangon, MINA – Zaw Min Tun, juru bicara militer Myanmar mengatakan, negaranya akan mengimpor bensin dan bahan bakar minyak (BBM) dari Rusia untuk mencegah kelangkaan dan kenaikan harga.
Sumber Al Jazeera “Military-ruled Myanmar plans to import Russian petrol and fuel oil to ease supply concerns and rising prices, an army spokesperson said, the latest developing country to do so amid a global energy crisis”
Dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (20/8), Myanmar dan Rusia tetap menjaga hubungan baik meskipun kedua negara tersebut sedang diberi sanksi oleh negara barat.
Saat ini, Rusia sedang mencari pelanggan baru karena pembeli utamanya, Eropa, akan berhenti membeli minyak dari negara itu secara bertahap akhir tahun ini.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Kami telah diberi izin untuk mengimpor bensin dari Rusia karena kualitasnya tinggi dan harganya murah,” kata Zaw Min Tun dalam konferensi pers.
Menurut media lokal Myanmar, pengiriman minyak akan tiba pada September.
Zaw Min Tun mengatakan, panglima militer Jenderal Senior Min Aung Hlaing membahas pengimporan minyak dan gas saat kunjungan ke Rusia pada bulan lalu. Saat ini, Myanmar mengimpor bahan bakarnya dari Singapura.
Negara tersebut juga akan mempertimbangkan eksplorasi minyak bersama di Myanmar dengan Rusia dan China.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Dikutip dari surat kabar pemerintah, militer Myanmar sudah membentuk komite pembelian minyak Rusia untuk mengawasi pembelian, pengimporan, dan pengangkutan bahan bakar dengan harga yang wajar berdasarkan kebutuhan Myanmar.
Selain gejolak politik dan kerusuhan sipil, suasana di Myanmar juga diperkeruh degan harga bahan bakar yang tinggi dan pemadaman listrik, sehingga mengharuskan militer yang berkuasa untuk mengimpor bahan bakar minyak agar dapat menghidupkan pembangkit listrik.
Harga bensin melonjak naik sekitar 350 persen sejak kudeta militer pada bulan Februari tahun lalu menjadi sekitar 15 ribu rupiah per liter.
Alhasil, pom bensin di beberapa daerah di Myanmar terpaksa tutup karena kurangnya pasokan bahan bakar. (T/ri/RE1/RS3)
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Mi’raj News Agency (MINA)