Renungan Zanjabil #50
Oleh: Prof. Madya Dr. Abdurrahman Haqqi, Fakultas Syariah dan Hukum Universiti Islam Sultan Sharif Ali (UNISSA) Brunei Darussalam
Nabi Harun AS adalah salah seorang nabi yang dilantik menjadi nabi kerena on demand ketika Nabi Musa AS berdoa: “dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (iaitu) Harun, saudaraku.” (Surah Taha: 29-30).
Seorang lagi adalah Nabi Yahya AS atas on demand ayahanda baginda, Nabi Zakaria AS. Maka Harun dilantik menjadi seorang nabi in absentia ketika Nabi Musa AS masih dalam perjalanan pulang ke Mesir dari Madya. Ketika itu baginda berbicara dengan Allah SWT di Bukit Tur Sina.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Dalam ayat lain disebut maksudnya: “Dan Kami telah menganugerahkan kepadanya sebagian rahmat Kami, iaitu saudaranya, Harun menjadi seorang nabi.” (Surah Maryam: 53)
Nabi Harun AS adalah kakak dari Nabi Musa AS. Ketika baginda dilahirkan baginda terselamat dari peraturan Raja Fir’aun yang membunuh setiap anak lelaki yang baru lahir dari Bani Israil yang tinggal di Mesir. Terselamat karena peraturan tersebut belum dilaksanakan.
Ketika Nabi Musa AS tinggal di istana Fir’aun, Harun bekerja sebagai pengawal istana.
Dalam perjalanan dakwah baginda bersama Nabi Musa AS, baginda telah diamanahi untuk memimpin dan menjaga Bani Israil semasa Nabi Musa AS berjumpa dengan Allah SWT selama 40 hari.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Allah berfirman maksudnya: “Dan berkata Musa kepada saudaranya yaitu Harun: “Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan.” (Surah al-A’raf: 142)
Saat itulah ujian kepada Harun dalam berdakwah teruji secara langsung kepada baginda. Samiri, seorang lelaki dari bangsa Israel telah memperdayakan kaumnya sendiri dengan mengatakan Musa sebenarnya sudah wafat semasa bermunajat di Bukit Tur Sina.
Samiri kemudian telah menciptakan patung anak lembu emas yang diberi suara dan menyembahnya.
Melihat kesesatan itu, Harun bertindak melarang perbuatan mereka itu dan menyeru dan mengingatkan mereka akan Tuhan yang sebenarnya.
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
“Wahai kaumku, sesungguhnya kamu hanya diperdayakan dengan patung itu dan sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang melimpah rahmat-Nya; maka ikutlah aku dan taatilah perintahku.” (Surah Taha:90)
Malangnya, Bani Israil tetap keras kepala malahan mereka hampir saja membunuh Harun AS. Firman Allah maksudnya: “Harun berkata: “Hai anak ibuku, sesungguhnya kaum ini telah menganggapku lemah dan hampir-hampir mereka membunuhku.” (Surah Al-A’raf: 150)
Nabi Harun AS kena lockdown oleh Bani Israil. Baginda tidak boleh berbuat apa-apa kecuali pasrah.
Bani Israil mau terus menyembah patung itu sehingga Musa kembali. Ketika kembali, Musa pun mengambil tindakan dengan menghukum Samiri yang telah menyesatkan kaumnya.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Nabi Musa menyadari kesalahannya terhadap Harun, saudara baginda yang tanpa usul periksa memarahinya. Musa kemudian berdoa yang artinya, “Musa berdoa: “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmat Engkau, dan Engkau adalah Maha Penyayang di antara para penyayang.” (Surah Al-A’raf: 151)
Nabi Harun AS wafat dalam umur 122 tahun, sebelas bulan sebelum adik seibunya, Musa AS wafat. Mereka wafat ketika masih dalam situasi al-Tih selama 40 tahun di padang pasir. Alaihimassalam.
Wallahu a’lam. Semoga bermanfa’at.
Bandar Seri Begawan, 8 Mei 2020.
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
(A/DS/RS2/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat