Renungan Zanjabil #40
Oleh: Prof. Madya Dr. Abdurrahman Haqqi, Fakultas Syariah dan Hukum Universiti Islam Sultan Sharif Ali (UNISSA) Brunei Darussalam
Tahukah Anda siapa yang dijuluki oleh Rasulullah SAW sebagai Ahli Pidatonya Para Nabi? Berkata: Ibn Ishaq seperti diriwayatkan oleh al-Hakim, “Dan Syu’aib ibn Mikail, seorang Nabi yang diutus Allah SWT dan kisahnya bersama kaumnya telah disebutkan dalam Al-Quran. Apabila Rasulullah SAW menyebutnya maka baginda bersabda, “Dia adalah Pemidato Para Nabi karena sentiasa berdiskusi dengan kaumnya.”
Nah, sudah tahu kan Anda siapa Pemidato Para Nabi? Jika kita merujuk al-Quran, maka kita dapati bahawa banyak perbincangan ilmiah antara Nabi Syu’aib AS dan kaumnya yang menunjukkan bahwa memang telah terjadi berbagai diskusi di antara mereka.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Oleh kerena terlalu sering diskusi sehingga kaumnya berkata kepada baginda maksudnya, “Mereka berkata: “Wahai Syuaib! kami tidak mengerti kebanyakan dari apa yang engkau katakan itu, dan sesungguhnya kami melihat engkau orang yang lemah dalam kalangan kami; dan kalau tidaklah karena kaum keluargamu, tentulah kami telah melemparmu (dengan batu hingga mati). Dan engkau pula bukanlah orang yang dipandang mulia dalam kalangan kami!” (Surah Hud: 91)
Dalam ayat di atas dikatakan, “dan kalau tidaklah kerana kaum keluargamu, tentulah kami telah melemparmu (dengan batu hingga mati).” Di sinilah mengapa kaum Nabi Syu’aib yaitu Madyan atau Penyembah Aikah tidak berani mengapa-apakan Syu’aib AS. Dengan perkataan lain, Kaum Madyan kena lockdown tidak menggangu Syu’aib kerena keluarga Syu’aib.
Oleh itu dijawab oleh baginda maksudnya, “Nabi Syu’aib berkata: “Wahai kaumku! (Mengapa kamu bersikap demikian)? Patutkah kaum keluargaku kamu pandang lebih mulia dari pada Allah serta kamu pula jadikan perintah-Nya sebagai sesuatu yang dibuang dan dilupakan di belakang kamu? Sesungguhnya Tuhanku Amat Meliputi pengetahuan-Nya akan apa yang kamu lakukan.” (Surah Hud: 92)
Para penduduk Madyan yang kafir mereka biasa merampok dan menyembah Al-Aikah, yaitu pohon dari Al-Aik bukan IKEA yang dikelilingi oleh dahan-dahan yang berputar di sekelilingnya. Mereka termasuk orang-orang yang menjalin hubungan sesama manusia dengan cara-cara yang sangat keji. Mereka suka mengurangi sukatan dan timbangan; mereka mengambil yang lebih darinya dan tidak menghiraukan kekurangannya.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Para penduduk Madyan beranggapan bahwa mengurangi timbangan adalah salah satu bentuk kelihaian dan kepandaian dalam jual-beli serta bentuk kelicikan dalam mengambil dan membeli.
Dakwah Nabi Syu’aib menemui jalan buntu walau telah dilakukan dengan penuh kesabaran. Bahkan kaum baginda mengejeknya dan akhirnya sepakat untuk mengusir Syu’aib dari Madyan.
Sebelum itu, mereka meminta kepada Nabi Syu’aib untuk mendatangkan azab dari langit jika baginda termasuk orang-orang yang benar. Dengan nada mengejek dan menentang, mereka berkata: “di mana azab itu, di mana siksaan yang dijanjikan itu? Mengapa terlambat datang?”
Mereka mengejek Nabi Syu’aib dan baginda dengan tenang menunggu datangnya azab Allah SWT. Kemudian, Allah SWT mewahyukan kepada baginda agar keluar bersama orang-orang mukmin dari negeri tersebut. Akhirnya, Nabi Syu’aib keluar bersama para pengikutnya dan datanglah azab Allah SWT
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
“Dan tatkala datang azab Kami. Kami selamatkan Syu’aib dan orang- orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari kami, dan orang-orang lalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya. Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, kebinasaan bagi penduduk Madyan sebagaimana kaum Tsamud telah binasa.” (Surah Hud: 94-95)
Lockdown Kaum Madyan ke atas Nabi Syu’aib AS tidak kekal dan ketika lockdown itu berakhir malah mereka yang mendapat padah karena mereka tetap menentang ajaran Allah SWT. Allahumma sallimna wal muslimin.
Wallahu a’lam. Semoga bermanfa’at.
Bandar Seri Begawan, 28 April 2020
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
(A/RS2/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang