Gaza, MINA – Tenaga kesehatan Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina masih tetap bertahan di tengah pengepungan tentara pendudukan Israel di Gaza Utara yang berlangsung sejak Sabtu (4/10) lalu.
“Kami terkepung sekitar 6 hari di utara, di RS Indonesia, tidak ada sumber daya atau obat-obatan dari mana pun, juga tidak memungkinkan kru ambulans datang untuk merujuk pasien-pasien ke rumah sakit yang lain,” kata seorang Perawat dari Departemen IGD RS Indonesia Iman Nujjim dalam sebuah video yang dibagikan MER-C melalui Instagram, Sabtu (12/10).
Beberapa hari lalu, Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan tentara Israel telah memperingatkan tiga rumah sakit untuk mengevakuasi staf dan pasien, mengancam akan membunuh, menghancurkan, dan menangkap, mirip dengan situasi di Rumah Sakit Al-Shifa beberapa bulan lalu.
Pengumuman itu muncul setelah tentara Israel melancarkan operasi militer di Jabalia pada hari Ahad (5/10), dengan alasan perlunya mencegah Hamas mendapatkan kembali kekuatan di daerah tersebut.
Baca Juga: Hamas Tegaskan, Tak Ada Lagi Pertukaran Tawanan Israel Kecuali Perang di Gaza Berakhir
Militer Israel sebelumnya juga memperingatkan warga Palestina untuk segera mengungsi dari rumah mereka di Jabalia, Beit Hanoun, dan Beit Lahia dan pindah ke selatan, sementara Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan Nasional Gaza memperingatkan agar tidak mematuhi perintah ini, dengan menyebutnya sebagai “tipu daya dan kebohongan.”
Perintah evakuasi ini juga memaksa dua relawan MER-C yang telah bertugas di RS Indonesia di Gaza Utara selama kurang lebih dua bulan terpaksa kembali mengungsi ke posko mereka di Gaza Tengah. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas: Rakyat Palestina Tak Akan Kibarkan Bendera Putih