Jakarta, MINA – Nana Sudiana (Direksi IZI & Sekjen FoZ) melucurkan buku berjudul Inisiatif Gerakan Zakat Hadapi Pandemi Corona.
Ia mengatakan, buku ini adalah respons gerakan zakat terhadap musibah akibat penyebaran Covid-19.
“Produktivitasnya, kali ini mengambil sebuah momen penting bersejarah bagi dunia, tidak lain adalah wabah yang fenomenal saat ini adalah virus Corona (Covid-19),” katanya dalam Lauching secara online buku Inisiatif Gerakan Zakat Hadapi Pandemi Corona dengan tema “Menjawab Musibah dengan Kolaborasi, Tanpa Caci Maki,” Jumat (8/5), Jakarta.
Turut bergabung dalam launching tersebut sebagai pembicara, H. Muhammad Fuad Nasar (Direktur Zakat dan Wakaf Kemenag RI), M. Arifin Purwakananta (Direktur Utama BAZNAS), Bambang Suherman (Ketua Umum FOZ Periode 2018-2021 dan Direktur Mobilisasi Zakat, Infaq, Sodaqoh DD) dan Wildhan Dewayana (Direktur Utama IZI)
Menurut Nana Sudiana, pandemi Corona adalah kejadian yang tidak biasa. Ini dirasakan juga oleh para amil di dunia zakat Indonesia. Karena itu, dibutuhkan kemampuan dan adaptasi yang luar biasa dari para amil dan lembaga-lembaga zakat yang ada untuk menghadapi dan mengatasi dampaknya.
Nana mengatakan, pandemi corona ini adalah peristiwa extraordinary yang butuh kerja keras dan sinergi semua pihak.
Menurut penulis, Krisis akibat wabah Covid-19 secara umum berdampak pada tiga aspek sekaligus.
Pertama, dampak psikologis seperti kepanikan dan ketakutan manusia. Kedua, dampak fisik yang membuat tubuh menjadi rentan tertular apalagi saat bekerja dan ketiga, dampak keuangan seperti adanya biaya tidak terduga untuk membeli produk sanitasi atau alat bantu proteksi diri.
Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar
Dampak keuangan lanjutan yang paling dikhawatirkan berikutnya adalah kekurangan atau kehilangan pendapatan. Hal ini dirasakan betul oleh mereka yang pendapatannya mengandalkan pemasukan harian, seperti pelaku sektor informal dan pedagang kecil.
“Di tengah situasi inilah para amil dan gerakan zakat terpanggil untuk tetap berandil. Mencoba melakukan kerja-kerja yang biasa dilakukan dalam menangani soal-soal kemanusiaan dan kemiskinan di tengah ketakutan manusiawi atas potensi terpapar Covid-19,” paparnya.
Walau jumlah dan fasilitas yang bisa diberikan terbatas, para amil bahu-membahu meringankan penderitaan publik dan mengurangi bahaya wabah pandemi ini.
Dalam kerja-kerjanya, gerakan zakat sudah tentu tidak bisa tampil sendiri. Alhasil, sejumlah kolaborasi digagas demi memulihkan kembali keadaan negeri ini sebagaimana sebelum pandemi corona
terjadi.
Baca Juga: Menko Budi Gunawan: Pemain Judol di Indonesia 8,8 Juta Orang, Mayoritas Ekonomi Bawah
Dikemukakan, penulisan dan penyusunan buku ini tak lain bertujuan untuk “mengabadikan”, terlebih lagi ketika terjadi momentum luar biasa berupa musibah pandemi corona ini. Hal ini merupakan bagian dari lesson learned bagi publik, terutama bagi gerakan zakat Indonesia. (R/R8/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hingga November 2024, Angka PHK di Jakarta Tembus 14.501 orang.