Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Negara-Negara Arab Kecam Pernyataan ‘Israel Raya’ Netanyahu

Hasanatun Aliyah Editor : Widi Kusnadi - 34 menit yang lalu

34 menit yang lalu

0 Views

Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu points at a map of the Jordan Valley as he gives a statement in Ramat Gan, near the Israeli coastal city of Tel Aviv, on September 10, 2019. - Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu issued a deeply controversial pledge on September 10 to annex the Jordan Valley in the occupied West Bank if re-elected in September 17 polls. He also reiterated his intention to annex Israeli settlements throughout the West Bank if re-elected, though in coordination with US President Donald Trump, whose long-awaited peace plan is expected to be unveiled sometime after the vote. (Photo by Menahem KAHANA / AFP)

Kairo, MINA – Sejumlah negara Arab pada Rabu (13/8) mengecam pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang mengaku terikat dengan visi “Israel Raya,” menyebutnya sebagai ancaman terhadap kedaulatan negara.

Dalam wawancara dengan saluran berita i24 pada Selasa (12/8), Netanyahu mengatakan bahwa ia merasa sangat terikat pada visi Israel Raya, menganggapnya sebagai misi historis dan spiritual yang telah diimpikan generasi Yahudi terdahulu dan yang akan datang.

Istilah Israel Raya dalam politik Israel merujuk pada perluasan wilayah Israel mencakup Tepi Barat, Gaza dan Dataran Tinggi Golan di Suriah, bahkan dalam beberapa tafsir termasuk Semenanjung Sinai di Mesir dan sebagian wilayah Yordania.

Mesir dalam pernyataannya meminta klarifikasi atas komentar tersebut karena dinilai memicu ketidakstabilan dan menunjukkan penolakan terhadap perdamaian di kawasan.

Baca Juga: Kapal Pesiar Israel Ditolak di Pelabuhan Volos, Yunani

Kementerian Luar Negeri Mesir menegaskan satu-satunya jalan menuju perdamaian adalah kembali ke meja perundingan, mengakhiri perang di Gaza dan mewujudkan negara Palestina merdeka.

Sementara Kementerian Luar Negeri Yordania menyebut komentar Netanyahu sebagai eskalasi berbahaya dan provokatif, ancaman terhadap kedaulatan negara, pelanggaran hukum internasional dan Piagam PBB.

Yordania menegaskan klaim semacam itu tidak akan memengaruhi hak-hak sah rakyat Palestina dan hanya mendorong siklus kekerasan di Gaza dan Tepi Barat.

Otoritas Palestina menyebut pernyataan Netanyahu sebagai pengabaian terhadap hak sah rakyat Palestina dan provokasi berbahaya yang mengancam keamanan dan stabilitas kawasan.

Baca Juga: Kebakaran Hutan Hanguskan Hampir 100 Ribu Hektare Lahan di Spanyol

Mereka menegaskan kembali komitmen pada prinsip internasional untuk pembentukan negara Palestina merdeka berdasarkan perbatasan 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota.

Kementerian Luar Negeri Qatar menilai pernyataan itu sebagai bentuk arogansi, pemicu krisis dan konflik, serta pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan negara dan hukum internasional.

Qatar menegaskan dukungan penuh pada upaya perdamaian yang adil dan berkelanjutan di kawasan.

Arab Saudi juga menolak gagasan dan proyek ekspansionis yang diusung pejabat Israel serta menegaskan hak historis dan hukum rakyat Palestina untuk membentuk negara berdaulat di tanah mereka.

Baca Juga: Pekerja Bandara Paris Diskors Usai Teriakkan “Free Palestine” ke Kru Maskapai Israel

Liga Arab pun mengutuk tendensi agresif dan ekspansionis Israel, menyebutnya sebagai ancaman serius terhadap keamanan nasional Arab secara kolektif.

Gerakan perlawanan Palestina Hamas menyatakan pernyataan Netanyahu secara jelas menegaskan bahaya yang ditimbulkan entitas fasis ini terhadap seluruh negara dan rakyat di kawasan, serta rencana ekspansionisnya yang tak menyisakan satu negara pun. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Media Swedia dan Norwegia Siap Kirim Jurnalis ke Gaza

Rekomendasi untuk Anda