Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Networking dalam Ajaran Islam

Bahron Ansori Editor : Rudi Hendrik - 11 jam yang lalu

11 jam yang lalu

11 Views

Kekuatan membangun jaringan (foto: ig)

Networking atau jaringan sosial merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan karir dan keberhasilan seseorang di dunia profesional maupun kehidupan sehari-hari. Dalam Islam, networking sebenarnya sudah lama menjadi bagian dari tradisi interaksi sosial yang mengedepankan ukhuwah (persaudaraan) dan silaturahmi.

Prinsip dasar networking dalam perspektif Islam adalah membangun hubungan yang positif dan bermanfaat antarmanusia, yang dilandasi oleh niat ikhlas untuk saling membantu dan menguatkan dalam kebaikan. Jaringan ini bukan hanya untuk keuntungan pribadi, tetapi juga untuk kemaslahatan bersama, sesuai dengan ajaran Islam yang mengutamakan kebaikan kolektif.

Salah satu alasan utama pentingnya networking dalam Islam adalah karena manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Dalam Al-Qur’an, Allah Ta’ala berfirman, “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS. Al-Maidah: 2). Ayat ini menunjukkan bahwa interaksi manusia bukan hanya sekadar hubungan sosial biasa, melainkan kerja sama dalam kebaikan yang dapat memperkuat keimanan dan ketakwaan seseorang. Dalam konteks networking, hal ini berarti membangun hubungan dengan orang lain demi meningkatkan kemampuan, pengetahuan, dan peluang untuk memperjuangkan nilai-nilai positif.

Dalam dunia profesional, networking memungkinkan seseorang untuk mendapatkan wawasan baru, saran, dan dukungan dari orang-orang dengan latar belakang beragam. Dari perspektif syari, interaksi yang terbangun hendaknya didasari dengan niat yang baik dan tidak melampaui batas yang diizinkan oleh Islam, seperti keharusan menjaga etika dan adab dalam bergaul. Islam mengajarkan umatnya untuk tetap berintegritas dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam membangun jaringan sosial. Dengan demikian, manfaat yang diperoleh tidak hanya untuk kepentingan duniawi, tetapi juga sebagai amal kebaikan yang diharapkan mendapat pahala di akhirat.

Baca Juga: Komunikasi

Salah satu cara paling efektif dalam membangun jaringan adalah dengan menjaga silaturahmi. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dalam networking, silaturahmi tidak hanya berarti mengunjungi keluarga atau saudara, tetapi juga menjalin hubungan dengan teman, rekan kerja, dan komunitas yang lebih luas. Dengan menjaga silaturahmi, seseorang bisa memperoleh keberkahan, dukungan, dan peluang yang bermanfaat.

Sebagaimana dalam dunia bisnis atau pekerjaan, networking juga memungkinkan seseorang untuk memperluas wawasan dan meningkatkan keterampilan. Di dalam Islam, menuntut ilmu adalah kewajiban, dan melalui jaringan yang luas, seorang Muslim bisa mendapatkan akses ilmu dan pengalaman dari berbagai sumber yang tepercaya. Bergaul dengan orang-orang yang ahli dalam bidang tertentu adalah salah satu cara terbaik untuk belajar dan mengembangkan diri, sesuai dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, “Seseorang itu mengikuti agama temannya, maka hendaknya salah seorang dari kalian melihat siapa yang menjadi temannya.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).

Networking yang baik juga berperan dalam menumbuhkan solidaritas dan kerja sama dalam masyarakat. Islam sangat mengutamakan prinsip kebersamaan, seperti dalam ibadah salat berjamaah yang menunjukkan pentingnya berbaris dalam satu kesatuan. Ketika individu-individu dalam suatu masyarakat memiliki jaringan yang kuat, mereka akan lebih mudah untuk saling membantu dan mendukung, terutama dalam menghadapi tantangan atau krisis. Solidaritas yang terjalin melalui networking ini menjadi cerminan dari konsep ukhuwah Islamiyah, yaitu persaudaraan yang mengikat seluruh umat Islam tanpa melihat perbedaan suku, bangsa, atau status sosial.

Selain itu, dalam Islam, jaringan sosial juga dapat menjadi sarana untuk berdakwah atau menyampaikan pesan-pesan kebaikan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah contoh terbaik dalam membangun jaringan yang luas, bahkan dengan orang-orang non-Muslim, demi menyampaikan ajaran Islam dengan cara yang baik dan santun. Ketika networking digunakan sebagai sarana dakwah, maka manfaatnya akan lebih luas karena dapat membantu menyebarkan nilai-nilai Islam secara damai dan positif di tengah masyarakat. Seorang Muslim dapat menggunakan jaringan yang dimilikinya untuk mengajak orang lain kepada kebaikan dengan cara yang hikmah (bijaksana) dan mau’izhah hasanah (nasihat yang baik).

Baca Juga: Halawa Bumbu Pelezat Serbaguna: Kelezatan Alami, Halal, dan Thayyib untuk Masakan Anda!

Namun, dalam membangun jaringan, seorang Muslim harus tetap menjaga niatnya agar tidak terjerumus pada hal-hal yang dilarang. Islam melarang hubungan yang didasari oleh niat buruk seperti tipu daya, kesombongan, atau mengejar keuntungan dengan cara yang tidak jujur. Oleh karena itu, penting untuk selalu introspeksi dan menjaga niat dalam networking agar tetap berada di jalan yang diridhai Allah Ta’ala. Setiap hubungan yang dibangun harus dijaga agar tidak menimbulkan mudarat, tetapi sebaliknya membawa manfaat bagi semua pihak yang terlibat.

Dengan membangun jaringan yang luas dan sehat, seorang Muslim tidak hanya berpeluang sukses secara duniawi, tetapi juga dapat menambah amal saleh dan pahala akhirat. Networking yang berlandaskan ajaran Islam pada akhirnya mengajarkan bahwa hubungan sosial adalah sarana untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, yaitu ridha Allah Ta’ala. Dengan memahami konsep networking dalam perspektif syari, seorang Muslim dapat menjalani kehidupan yang lebih berkualitas dan bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan sekitarnya.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Miskin Tapi Kaya

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
MINA Preneur
Tausiyah
Tausiyah
Tausiyah