Oleh: Septia Eka Putri/Wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
“Luka robek apa saja yang Anda derita pada wajah Anda? Lalu, apakah bekas jahitan luka di wajah Anda sudah sembuh seutuhnya?”
“Di wajah ada tiga, di dagu, di pelipis mata sebelah kanan dan di dahi. Dagu saya robek di tiga tempat, tidak beraturan, dijahit sebanyak sepuluh jahitan. Pelipis dan dahi saya di jahit sebanyak enam jahitan.”
Kutipan diatas merupakan petikan dialog wartawan MINA (Mi’raj Islamic News Agency) dengan Nova Eka Putri. Nova Eka Putri adalah muslimah berdarah minang asal Sumatera Barat, Padang, Pariaman yang saat ini kuliah di Universitas Negeri Padang (UNP) jurusan FMIPA Biologi.
Baca Juga: Tak Ada Tempat Aman, Pengungsi Sudan di Lebanon Mohon Dievakuasi
Sebelumnya, Nova yang akrab disapa Uni itu pada tanggal 24 september 2014, tempatnya di Pasar Usang, Padang Pariaman. Dua gigi kelincinya patah, kulit wajahnya nyaris terkelupas dan mengeluarkan banyak darah. Kecelakaan!
“Ini serius, ini kisah nyata. Saya harus merasakan „mati‟ sebelum mati,” ujarnya saat di hubungi wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA) Septia Eka Putri beberapa hari lalu.
“Saya menulis sebuah novel berjudul “Kamu itu Subhanallah”. Memulai menulisnya pada pagi gerimis di tanggal 1 Januari 2015 lalu selesai di subuh gerimis tanggal 8 Januari 2015. Serius, memang tujuh hari saya menyelesaikan naskah sebanyak 175 halaman itu. Tahu, kenapa? Bukan karena saya pintar dan ahli. Bagaimana mungkin saya menyebut diri saya pintar‟, sementara saya belum pernah menulis apapun sebelumnya!
Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir
Benar-benar tidak pernah. Saya menulis karena ada seorang sahabat yang menyuruh saya menulis, padahal saya tidak merasa ada bakat menulis sedikitpun. Sungguh tidak ada „menulis‟ apa pun yang terlintas di otak besar saya! Ya, itu! Kadang, bakat kita justru dikenali oleh orang-orang terdekat kita, bukan diri kita sendiri,” jelasnya.
Inilah awal dari perjuangan Uni Nova, di balik tragedi itu, dia berhasil melejitkan sebuah karya yang luar biasa, pengalamannya menjadi pelajaran bagi muslimah Padang dan Indonesia khususnya.
Segudang Prestasi
Perempuan kelahiran, Paguh Duku, 17 Maret 1993 itu memiliki segudang prestasi diantaranya pernah mengikuti, Adjudicator N1 Sumatera Overland Varsity English Debating 2015, Atlit Taekwondo, Juara 3 Lomba Pidato Bahasa Inggris Tingkat SMA Se-Sumatera Barat, Juara 3 Olimpiade Sains Biologi – Tingkat Kabupaten Padang Pariaman, Juara 1 Khatam Al-qur’an – Korong Kp. Kandang Koto Gadis, Kabupaten PadangPariaman dan lain sebagainya.
Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia
Selain itu, Uni Nova juga aktif di berbagai organisasi diantaranya, Sekretaris OSIS SMPN 02 Nan Sabaris Periode 2006-2007, Seksi Sains dan Teknologi OSIS SMAN 01 Nan Sabaris Periode 2009-2010, Minat dan Bakat Himpunan Mahaiswa Jurusan Biologi UNP Periode 2012-2013, Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa BEM FMIPA UNP 2013-2014, Menteri Pemberdayaan Perempuan BEM UNP Periode 2014-2015, Anggota Aktif Gerakan Mahasiswa Pariaman, Sumatera Barat, Member of English Debate Community UNP, Anggota Taekwondo Dojang Universitas Negeri Padang.
Ilmu tidak hanya didapat dengan belajar, tapi juga secara otodidak. Begitulah Muslimah atlet Taekwondo ini juga aktif dan mengikuti seminar maupun training, di antarannya, Seminar Nasional Wirausaha, 2011– Master of Ceremony (Mc), International Seminar “Research on Methods” With Prof. Tjeer Plomp, Twente University, Netherland, 2014 – Master of Ceremony (Mc), Pelatihan Penggunaan Alat-Alat Laboratorium untuk Penelitian Bagi Lulusan S2 Ilmu Lingkungan, Pasca Sarjana, UNP, 2014 – Master of Ceremony (Mc), Seminar kepenulisan bersama Asma Nadia (Best Indonesia Novelist), 2014 – Moderator, Seminar beasiswa LPDP bersama Mokhamad Mahdum “Direktur Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana”, 2015 – Master of ceremony (Mc), Talkshow bersama Puteri Indonesia 2013 “be a true wonder woman”, 2015 – Moderator.
Ia juga mengikuti even National Leadership Talkshow bersama Pemateri Nasional dan Internasional Delegasi BEM FMIPA se- Indonesia, 2015 – Moderator, Seminar Nasional Indonesia tanpa Jaringan Islam Liberal, 2015 – Master of Ceremony (Mc), Seminar Nasional ‘Yang Muda Yang Kaya Karya’ di Padang Pariaman, 31 Oktober 2015 – Pemateri, Seminar PG PAUD FIP UNP ‘Yang Muda Yang Menginspirasi’, 2015 – Pemateri, Program The 5 th ACIKITA INTERNATIONAL Conference on Science and Technology, 27- 19 Nov 2015, di UNAND – Volunteer, Talkshow Nasional bersama Koalisi Perempuan Indonesia ‘Berpacu menjadi perempuan cerdas, beradab dan bermatabat’, 21 Oktober 2015 di RSG FT UNP – Pemateri, Lomba Debat Mahasiswi se-Kota Padang, 25 Oktober 2015 – Juri, Debat calon ketua dan wakil ketua BEM FIP Periode 2015/2016, 26 November 2015 – Moderator, Talkshow kepenulisan dan bedah buku ‘Senandung Sabai’ karya Verra Yuana Amir oleh, Forum Aktif Menulis Indonesia, 14 Februari 2016, di Aula Pasca UNP – Moderator.
Allahu Akbar, Pokoknya Menulis
Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh
Nova menulis selama tujuh hari, hal ini sulit di percaya.
“Oh, tidak. Jangan tanyakan siapa atau apa atau bagaimana, inspirasi kepada saya! Saat saya butuh inspirasi menulis, saya sama sekali tidak akan pernah pergi ke pantai atau ke tempat-tempat romantis atau membaca buku-buku so sweet lainnya. Tidak! Saat saya butuh ide dan inspirasi baru, saya membuka Al-Qur‟an.
Saya lihat dan tatap penuh senyum surah Ar-Rahman. Saya baca sebanyak 31 kali „Fabiayyiala irabbikumatukadziban‟ itu.
Terus. Saya baca lagi, terus, dan lagi. Duhai, seketika ada saja ide dan inspirasi yang muncul. Saya mengetik dengan tangan tak terbata sedikitpun. Semua mengalir begitu saja. Saya seolah sedang diberi ide dan diceritakan sesuatu oleh-Nya! Allahu Akbar,” tegasnya.
Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh
Novel pertama Nova diterbitkan di Yogyakarta. Novel kamu itu subhanallah telah disebar ke seluruh toko buku di Indonesia dan telah terjual entah berapa banyaknya hingga pada cetakan kedua telah diberi label “Sebuah Novel Best Seller Karya Gadis Minang”.
“Alhamdulillah. Bukan. Bukan karena saya „pintar‟, sekali lagi, bukan. Tapi, karena ada yang lebih mengerikan dari hanya sekedar pintar.
“KUNFAYAKUN”! Ketika kita telah meminta izin kepada Allah dan membantu memanjangkan anugerah dakwah‟ di bumi-Nya. Maka, Allah yang akan turun tangan langsung menyelesaikan semua urusan kita! Sebagai seorang musafir di gubuk-Nya. Kita harus paham bahwa takdir Allah itu ajaib!” kata Nova.
Nova memiliki motto hidup sendiri yang membuat ia bertahan dan sukses sampai saat ini. Berikut petikan motto hidup Uni Muslimah berdarah minang ini
Baca Juga: Temukan Keindahan Tersembunyi di Nagan Raya: Sungai Alue Gantung
Menulislah. Bukan karena kamu ingin terkenal atau disapa ‘penulis. Menulislah. Sebab kamu tahu bahwa banyak yang harus kamu beritahu. Menulislah, sebab kamu mengerti bahwa di negeri antah berantah ini sudah terlalu banyak yang salah mengerti. (P007/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Kisah Perjuangan Relawan Muhammad Abu Murad di Jenin di Tengah Kepungan Pasukan Israel