Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

OBAMA DAN RAUL CASTRO AKAN BERTEMU LAGI

kurnia - Senin, 28 September 2015 - 09:45 WIB

Senin, 28 September 2015 - 09:45 WIB

300 Views ㅤ

Foto: Anadolu Agency
Foto: Anadolu Agency

Foto: Anadolu Agency

Washington, 14 Dzulhijjah 1436/28 September 2015 (MINA) – Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, dijadwalkan bertemu dengan pemimpin Kuba, Raul Castro di sela-sela sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Selasa (29/9).

Pertemuan akan menjadi tatap kedua antara para pemimpin sejak Washington dan Havana berkomitmen untuk normalisasi hubungan Desember lalu, setelah terputus sejak tahun 1960 akibat Perang Dingin, di mana Kuba menjadi sekutu Uni Sovyet yang musuh bebuyutan AS.

Keduanya bertemu pertama kali pada  bulan April di Panama. Anadolu Agency melaporkan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin.

Obama seak Ahad selama tiga hari berada di New York untuk menghadiri Sidang Umum PBB. Dia juga dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin pada Senin. Washington terus menyuarakan keprihatinan atas dukungan Rusia bagi Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza

Obama juga akan memimpin pertemuan puncak pada memerangi Daesh dan ekstremisme kekerasan pada Selasa.

Pemimpin Kuba, yang menggantikan saudaranya, Fidel Castro pada 2006,itu akan menyampaikan pidato untuk pertama kalinya di Majelis Umum PBB pada Senin, hanya beberapa jam setelah Obama berbicara.

Saat berpidato pada pertemuan puncak pembangunan PBB, Sabtu, Castro menyorot embargo AS terhadap Kuba, yang digambarkannya sebagai ‘halangan utama’ terhadap pembangunan ekonomi negaranya.

Majelis Umum beranggotakan 193 negara itu setiap tahunnya, sejak 1982, melakukan pemungutan suara untuk menyetujui resolusi yang mendesak Amerika Serikat agar mencabut embargonya terhadap Kuba. Embargo diterapkan sejak 1960.

Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan

Castro memuji pemulihan hubungan dengan Washington dengan menyebutnya sebagai ‘kemajuan besar’, namun menekankan bahwa embargo masih menjadi masalah yang belum terselesaikan.

“Blokade ekonomi, perdagangan dan keuangan terhadap Kuba masih diterapkan, seperti yang telah berlangsung selama setengah abad hingga rakyat Kuba mengalami penderitaa dan kesulitan,” kata Castro.

Sejak pemulihan hubungan dengan Kuba, pemerintahan Obama telah menyatakan dukungan bagi dicabutnya embargo, namun keputusan itu berada di tangan Kongres, yang mayoritas anggotanya adalah dari partai oposisi Republik, yang menentang langkah tersebut.

Majelis Umum dijadwalkan membahas rancangan resolusi baru yang mengecam embargo tersebut dalam sidang bulan depan.

Baca Juga: Puluhan Anggota Kongres AS Desak Biden Sanksi Dua Menteri Israel

Raul yang menggantikan kakaknya telah mengubah orientasi politik luar negrinya, antara lain dengan pemulihan hubungan dengan AS dan sekutu-sekutunya maupun dengan negara-negara Islam. Presiden Turki Erdogan juga telah berkunjung ke Kuba. Antara lain disepakati Turki akan membangun masjid  besar di sana.

(T/P002/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Tiba di Peru, Prabowo akan Hadiri KTT APEC

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Afrika
Eropa
Breaking News
Asia
Amerika