Khartoum, 9 Rajab 1436/29 April 2015 (MINA) – Presiden Partai Kongres Nasional, Omar Hassan al-Bashir, terpilih kembali sebagai Presiden Sudan dalam pengumuman resmi dibacakan Ketua Komisi Pemilihan Sudan, Prof Mukhtar Asom, Senin, (27/4).
Koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Khartoum melaporkan, Bashir sebelumnya menjabat sebagai presiden selama 32 tahun, unggul 94,05% suara atas 16 calon presiden lainnya dari unsur partai maupun independen.
Tidak ada insiden atau aksi demo yang sebelumnya diprediksi terjadi, setelah muncul gugatan keberatan dari calon presiden lain.
“Kita harus menjadi terhormat, percaya diri dan menghargai bangsa sendiri, bahwa kita adalah bangsa yang kuat, di dalam dan di luar,” ujar Bashir salam pernyataan setelah pengumuman kemenangan.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Al-Bashir memuji pelaksanaan pemilihan di negaranya, terutama kepada pihak keamanan yang telah memberi kontribusi pada keberhasilan proses pemilu dengan transparansi dan integritas dalam suasana yang stabil dan aman,dengan kesaksian semua pengamat internasional dan lokal.
Pejabat, anggota dan simpatisan Partai Kongres Nasional merayakan kemenangan presiden Omar Bashir dan parlemen di ibukota Sudan, Khartoum, bersama presiden terpilih Omar al-Bashir.
Sosok Al-Bashir
Jenderal Umar Hasan Ahmad al-Bashir Besar lahir di Hosh Bonnaga, Sudan, 1 Januari 1994 (umur 71 tahun) adalah seorang pimpinan militer dan politikus Sudan.
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Ia menjadi Kepala negara Sudan pada periode 1989-1993 dan menjadi Presiden Sudan sejak tahun 1993 sampai sekarang.
Tuduhan sebagai kriminal internasional, Mahkamah Internasional pada 4 Maret 2009 memerintahkan penahanan terhadap Al-Bashir atas tuduhan berbagai tindakan yang dilakukannya di wilayah Darfur, Sudan.Tuduhan yang dikenakan kepadanya adalah sebagai pelaku kejahatan perang dan kejahatan melawan kemanusiaan.
Media setempat Sudan Tribune menambahkan, sejak tuduhan Mahkamah Internasional, Presiden Bashir sejak 2009 dilarang melakukan perjalanan ke luar Sudan.
Perjalanan terakhir Bashir ke luar negeri adalah pada bulan Juni 2011 ketika ia mengunjungi China, meskipun sejak saat itu ia terus melakukan perjalanan ke negara-negara Arab dan Afrika.
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa
Pada Juli 2013, Bashir meninggalkan ibukota Nigeria, Abuja, setelah kurang dari 24 jam dari kedatangan untuk berpartisipasi dalam pertemuan puncak Afrika, setelah aktivis mengajukan gugatan di Mahkamah Agung untuk memaksa pemerintah menangkapnya.
Presiden Sudan Al-Bashir selama ini menolak mengakui pengadilan internasional tersebut, dan menganggapnya hanya ditujukan terhadap negaranya dan alat kolonial Afrika.
Pada September 2013, Amerika Serikat menolak memberikan visa kepada Bashir untuk berpartisipasi dalam pertemuan Majelis Umum PBB di New York.
Omar Hassan Al-Bashir Senin (20/4) pekan lalu dijadwalkan akan berkunjung ke Jakarta, untuk menghadiri Konferensi Asia-Afrika (KAA). Namun mendadak dibatalkan beberapa saat sebelum keberangkatan, dengan alasan belum adanya pengumuman resmi dari Komisi Pemilihan yang menunda penyampaian resminya mengenai hasil pemilu Sudan. (L/P4/R02)
Baca Juga: Presiden Afsel Minta Dunia Tekan Israel Hentikan Serangan di Gaza
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)