Oposisi Menang Pemilu Malaysia, Mahathir Jadi Perdana Menteri Tertua di Dunia

Kuala Lumpur, MINA – Aliansi oposisi (Alliance of Hope) yang dipimpin oleh mantan penguasa Malaysia , secara mengejutkan telah memenangi mayoritas kursi di parlemen.

Kemenangan mengejutkan itu sekaligus mengakhiri kekuasaan 60 tahun koalisi Barisan Nasional (BN) yang berkuasa sejak negeri jiran itu merdeka pada 1957.

Komisi Pemilihan mengatakan, Kamis (10/5), aliansi gabungan oposisi Pakatan Harapan dan satu partai di negara bagian Sabah meraih 115 kursi parlemen atau melewati ambang mayoritas 112 kursi. BN hanya memiliki 76 kursi dari 222 kursi parlemen.

Persaingan dalam pemilu kali ini merupakan salah satu yang paling diperebutkan dalam sejarah Malaysia. Mahathir yang berusia 92 tahun keluar dari masa pensiun untuk menantang mantan anak didiknya, Perdana Menteri Najib Razak, yang terlibat dalam skandal korupsi besar-besaran.

Mahathir mengatakan, dia akan dilantik sebagai pemimpin Malaysia pada Kamis ini, menjadi perdana menteri tertua di dunia.

Para pendukung Pakatan Harapan membanjiri media sosial dan jalan-jalan di kota terbesar Malaysia, Kuala Lumpur, mengibarkan bendera-bendera oposisi.

Rob Mcbride dari Al Jazeera, melaporkan dari Kuala Lumpur, suasana pada pertemuan publik di kota itu berubah menjadi “euforia” saat “berita-berita memperjelas tentang apa yang terjadi.”

Saat ditanya apakah dia akan mengambil tindakan terhadap Najib atas skandal keuangan, Mahathir mengatakan dia tidak akan menuntut “balas dendam”.

“Kami berusaha memulihkan aturan hukum,” kata Mahathir kepada wartawan Kamis pagi.

Sejauh ini belum ada komentar langsung dari pejabat BN

Najib, yang telah memerintah negara Asia Tenggara selama hampir 10 tahun, diperkirakan akan berpidato di media pada pukul 11.00 ​​waktu setempat (10.00 WIB) pada Kamis.

Tuduhan korupsi telah merenggut Najib selama bertahun-tahun dan tampaknya telah membuat pemilih Malaysia berputar haluan.

Kemenangan Pakatan Harapan adalah kemenangan menakjubkan yang hampir tidak pernah diprediksi oleh siapa pun.

Bridget Welsh, seorang ahli Asia Tenggara di Universitas John Cabot di Roma, mengaitkan kemenangan mengejutkan oposisi dengan Mahathir.

“Orang yang telah membuat ini terjadi adalah Mahathir. Dia telah menjadi pengubah permainan yang signifikan. Dia membuat orang merasa bahwa transisi kekuasaan adalah mungkin,” ujarnya.

“Hasil ini adalah penolakan terhadap pemerintah Najib dari semua lapisan masyarakat dari negara bagian utara yang sangat pedesaan ke pantai selatan yang lebih industri,” kata dia.

Oposisi juga menyapu suara di negara bagian, termasuk negara bagian Johor tempat partai Melayu yang dominan di mana BN didirikan.

Dalam pemilu kali ini Mahathir bergabung dengan mantan wakilnya, Anwar Ibrahim, yang dulu pernah “dipenjarakannya” dengan tuduhan sodomi.

Anwar sendiri – yang sebelum kehadiran Mahathir merupakan tokoh kunci oposisi – hingga saat ini masih dipenjara karena dinyatakan terbukti bersalah dalam dakwaan sodomi yang kedua. (T/R11/RI-1)

Miraj News Agency (MINA)

Wartawan: Syauqi S

Editor: Admin

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0