Kairo, MINA – Tokoh-tokoh oposisi Mesir seperti Hamdeen Sabahi, Haitham Al Hariri dan Mahienour al-Masry, telah bersatu untuk menolak amandemen yang diusulkan terhadap konstitusi negara yang akan memungkinkan Presiden Abdel Fattah Al Sisi memperpanjang kekuasaannya hingga 2034.
Diadakan kampanye online mengumpulkan dukungan pada Ahad (4/2) setelah anggota parlemen mengajukan amandemen perpanjangan mandat presiden sehingga Sisi bisa tetap berkuasa selama 16 tahun, demikian The New Arab melaporkan yang dikutip MINA.
Sisi terpilih kembali pada Maret 2018, memenangkan masa jabatan empat tahun kedua setelah mendapatkan lebih dari 97 persen suara tanpa ada saingan serius.
Mulanya ia berkuasa setelah mpenggulingkan Presiden Mesir pertama yang dipilih secara bebas Mohamed Morsi pada 2013 akibat protes jalanan terhadap pemerintahan pemimpin Islam itu.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
“Tidak untuk mengamandemen konstitusi,” kata Sabahi, satu-satunya kandidat yang mencalonkan diri melawan Sisi dalam pemilihan presiden 2014.
Anggota Parlemen Oposisi, Haitham Al Hariri, memperingatkan perubahan konstitusi berisiko membentuk rezim “jahat, lalim.”
“Merusak syarat-syarat presiden dalam konstitusi akan membentuk rezim otoriter dan lalim yang akan menjadi kejahatan murni – jadi jangan melakukan kejahatan ini,” kata Hariri dalam postinganya di Facebook.
Aktivis Mahienour Al Masry, yang dibebaskan dari penjara tahun lalu, juga mengecam keras amandemen yang diusulkan.
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
“Mengubah konstitusi tidak akan pernah melindungi Anda. Yang akan melindungi Anda adalah ketika Anda memiliki kebijakan sosial dan ekonomi yang bermanfaat bagi orang miskin dan kebebasan,” tulis Masry. (T/Gun/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa