Sanaa, 14 Dzulhijjah 1435/8 Oktober 2014 (MINA) – Oposisi Syiah Yaman menolak Perdana Menteri Yaman yang baru, Ahmed Awad bin Mubarak beberapa jam setelah pengangkatannya.
Presiden Abd Rabbu Mansour Hadi menunjuk kepala stafnya, Ahmed Awad bin Mubarak, sebagai perdana menteri baru negara itu, Selasa (7/10).
Oposisi Houthi mengatakan kepada Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), mereka menolak perdana menteri baru karena tidak ada kesepakatan resmi yang terjadi.
“Kami sangat menolak nominasi ini, tidak sesuai dengan kehendak bangsa dan tidak merespon keinginan rakyat,” kata oposisi dalam sebuah pernyataan setelah pengangkatan.
Baca Juga: Israel Duduki Desa-Desa di Suriah Pasca-Assad Terguling
“Penunjukan ini atas perintah dari kekuatan luar, penolakan kedaulatan nasional dan aturan konsensus yang harus mengarahkan proses transisi politik.”
Penolakan oposisi lebih lanjut akan menunda pelaksanaan kesepakatan gencatan senjata yang menyerukan kelompok Houthi menarik diri dari ibukota Sanaa setelah perdana menteri baru yang netral ditunjuk.
Oposisi Huthi telah menyerbu dan menguasai Sanaa dalam serangan 21 September dan dilanjutkan dengan membangun kehadiran militer yang kuat, melakukan patroli dan memasang pos pemeriksaan.
Oposisi menolak menarik diri dari kota meskipun kesepakatan yang dimediasi PBB menjanjikan mereka lebih berpengaruh dalam pemerintah yang didominasi Sunni.
Baca Juga: Warga Palestina Mulai Kembali ke Yarmouk Suriah
Perdana Menteria baru Bin Mubarak adalah salah satu wakil dari Gerakan Selatan yang lahir di pelabuhan selatan Aden, gerakan yang berusaha melakukan otonomi atau memisahkan diri yang sebelumnya independen. Dia juga menjabat Sekretaris Jenderal Dialog Nasional tentang transisi politik Yaman.
Houthi sekarang diyakini berusaha memperluas pengaruhnya ke arah timur, ke ladang minyak utama negara dan barat daya menuju Laut Merah. (T/P001/R03)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel