PERTEMPURAN SAMBUT KEDATANGAN PERDANA MENTERI BARU YAMAN

KHALED BAHAH
Perdana Menteri Yaman, Khaled Bahah (Foto: AP)
Perdana Menteri Yaman, Khaled Bahah (Foto: AP)

, 26 Dzulhijjah 1435/20 Oktober 2014 (MINA) – Perdana Menteri baru Yaman, Khaled Bahah telah tiba di Sanaa dari New York, di tengah pertempuran yang terus terjadi di negara itu.

Baha, yang diangkat awal bulan ini, mengadakan pembicaraan dengan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi di ibukota pada Ahad (19/10), Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Dia diberi waktu 30 hari untuk membentuk pemerintahan sejak 13 Oktober setelah kelompok politik yang bersaing memberikan dukungannya atas penunjukannya.

Bahah terpilih sebagai perdana menteri beberapa hari setelah oposisi bersenjata Houthi menolak penunjukan Ahmed Awad bin Mubarak.

Sebelumnya di hari kedatangannya, Houthi menyerbu kantor dan rumah Gubernur Sanaa, setelah meledakkan rumah seorang politisi di provinsi Ibb, di mana mereka telah sepakat untuk gencatan senjata dengan pejuang suku setempat.

Kelompok oposisi menyerang rumah seorang anggota senior kelompok politik saingannya, Partai Al-Islah, di Yarim provinsi Ibb, hanya beberapa jam setelah penandatanganan gencatan senjata. Sementara Iran memberikan dukungan publik kepada Houthi.

Kantor berita AP melaporkan, politisi itu tidak di rumah pada saat serangan terjadi, yang memicu bentrokan dan menewaskan 12 orang.

Houthi telah merebut kontrol kota Yarim yang terletak sekitar 170km selatan Sanaa, di mana mereka tidak menemui perlawanan dari tentara.

Yarim memiliki jumlah penduduk lebih dari 100.000 dan terletak di sepanjang jalan utama ke provinsi selatan Yaman

Di Sanaa, Houthi juga menyerbu gedung-gedung pemerintah, menyerukan pengunduran diri gubernur yang mereka tuduh korupsi.

Perkembangan Ahad, mencerminkan kuatnya Houthi yang menyerbu ibu kota Sanaa bulan lalu dan menguasai pelabuhan Laut Merah pekan lalu, bersama dengan provinsi di selatan ibukota.

Al Jazeera melaporkan dari Sanaa, ada kepercayaan umum bahwa ada aliansi tersembunyi antara oposisi Houthi dan mantan presiden Ali Abdullah Saleh, seorang Syiah Zaidi yang mengundurkan diri pada 2012.

“Mereka percaya bahwa tanpa dukungan Saleh, Houthi tidak akan mampu merebut ibukota dan bagian lain dari negeri ini,” lapor wartawan Al-Jazeera.

Sabtu malam, Ali Akbar Velayati, Juru Bicara Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan dalam pertemuan dengan sekelompok ulama Yaman di Teheran, Republik Islam Iran mendukung perjuangan sah Ansarullah (Huthi) di Yaman, dan menganggap gerakan itu bagian dari suksesnya Kebangkitan Islam.

Situasi di Yaman dipandang oleh sebagian pengamat, sebagai perang antara Syiah Iran dan Sunni Arab Saudi. (T/P001/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0