Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PIMPINAN PARPOL YAMAN SETUJU BENTUK PEMERINTAHAN BARU

Rudi Hendrik - Ahad, 2 November 2014 - 22:50 WIB

Ahad, 2 November 2014 - 22:50 WIB

636 Views

YEMEN
oposisi Houthi Yaman (abna)
YEMEN

oposisi Houthi Yaman (abna)

Sanaa, 9 Muharram 1436/2 November 2014 (MINA) – Faksi politik utama Yaman, termasuk oposisi bersenjata Houthi, menandatangani perjanjian yang mewajibkan presiden dan perdana menteri membentuk pemerintah baru dalam upaya meredakan ketegangan politik yang telah melumpuhkan negara itu.

Perdana Menteri Khaled Bahah akan memimpin pemilihan menteri baru dengan berkonsultasi kepada Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi, demikian pernyataan email dari 13 partai politik Yaman, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.

“Kami, partai-partai politik, meminta Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi dan Perdana Menteri Khaled Bahah membentuk pemerintahan nasional yang kompeten, yang berkomitmen terhadap perlindungan hak asasi manusia, supremasi hukum dan netralitas dalam pengelolaan urusan negara,” kata pernyataan itu.

Pernyataan hari Sabtu (1/11) itu tidak menyebutkan kapan pemerintah baru akan terbentuk, tetapi sejumlah anggota partai yang terlibat dalam negosiasi yang melahirkan kesepakatan Sabtu mengatakan, itu bisa dalam beberapa hari atau minggu ke depan.

Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan

Utusan khusus PBB Jamal Benomar, yang menghadiri pertemuan, mengatakan kepada kantor berita Reuters, di bawah perjanjian tersebut, pihak-pihak yang tidak memiliki wakil di badan penasehat presiden, akan diizinkan mengajukan calon untuk kementerian yang berbeda.

“Setelah itu perdana menteri akan memilih kandidat yang lebih kompeten untuk setiap pos,” kata Benomar.

Oposisi bersenjata Syiah Houthi Yaman dan saingan utamanya, Sunni Partai Al-Islah, termasuk kelompok-kelompok yang menandatangani perjanjian. Perjanjian tersebut terjadi beberapa jam setelah oposisi Houthi menyerang markas Islah di provinsi Ibb, menewaskan empat penjaga.

Houthi memberi Presiden Hadi ultimatum pada hari Jumat untuk membentuk pemerintahan dalam 10 hari atau menghadapi “pilihan lain”. (T/P001/R03)

Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama

Rekomendasi untuk Anda

Timur Tengah
Feature
Timur Tengah
Timur Tengah
Timur Tengah