Delhi, MINA – Para cendekiawan terkemuka India telah menyeru para pemimpin Muslim untuk bertemu dengan Perdana Menteri Narendra Modi, guna memberi tahu tentang kekhawatiran dan ketakutan masyarakat setelah tumbuhnya lingkungan penyebar kebencian di negara tersebut.
Mereka juga meminta umat Islam untuk tidak menggunakan protes jalanan dan curahan emosi yang pedas sebagai reaksi atas insiden sporadis.
Para cendekiawan berbicara kepada Awaz-the Voice setelah kejadian terbaru di Negara Bagian Karnataka, di mana beberapa kuil telah memberlakukan undang-undang yang melarang umat Islam mendirikan kios di pameran kuil sebagai pembalasan kepada umat Islam, yang memprotes perintah Pengadilan Tinggi Karnataka, sebagai kelanjutan dari larangan hijab di sekolah dan perguruan tinggi.
Juga, di pesisir Karnataka, muncul poster yang meminta boikot terhadap pemilik toko Muslim.
Baca Juga: ICC Perintahkan Tangkap Netanyahu, Yordania: Siap Laksanakan
Cendekiawan Prof. Akhtar Al-Wase mengatakan, sebagian kecil Muslim terlibat dalam protes di saat mayoritas diam.
Dia mengatakan, sudah waktunya bagi para pemimpin Muslim untuk bersatu dan memiliki strategi bersama.
“Mereka harus berbicara dengan Perdana Menteri dan Menteri Dalam Negeri. Pandangan politik mereka mungkin berbeda tetapi mereka adalah fungsionaris penting dalam Sistem,” katanya.
Dia mengatakan, umat Islam harus meminta Perdana Menteri Narendra Modi dan Menteri Dalam Negeri Amit Shah untuk memastikan bahwa hukum dan ketertiban berlaku dan tidak ada sentimen keagamaan.
Baca Juga: Iran dan Arab Saudi Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan di Bawah Mediasi Tiongkok
Maulana Mufti Muhammad Mukarram Ahmed, Imam Masjid Fatehpuri Delhi yang bersejarah dan seorang ulama, mengatakan, masalah yang dihadapi umat Islam juga harus dilihat sebagai masalah nasional. “Kebencian dan prasangka ini sangat berbahaya. Efeknya terasa di seluruh Tanah Air,” katanya.
Mufti Mukarram mengatakan, kerukunan komunal adalah kemuliaan India dan dunia memandang negara itu dengan kagum karenanya.
“Oleh karena itu, insiden seperti itu tidak boleh diabaikan untuk keuntungan politik kecil. Mereka yang terlibat dalam ini (menyebarkan kebencian) tidak tahu apa-apa dan oleh karena itu para pemimpin puncak negara harus turun tangan,” katanya.
Maulana Mufti Mukarram mengatakan, umat Islam harus mengambil inisiatif untuk mencari pertemuan dengan Perdana Menteri Narendra Modi, yang merupakan pemimpin 1,4 miliar orang India.
Baca Juga: Kemlu Yordania: Pengeboman Sekolah UNRWA Pelanggaran terhadap Hukum Internasional
Cendekiawan terkemuka Dr. Khawaja Iftikhar Ahmed mengatakan bahwa umat Islam harus menghindari reaksi emosional dan naluriah terhadap suatu peristiwa.
“Jika ada kelompok individu yang menghadapi pelecehan, maka kita tidak boleh menghadapi mereka atau mengadakan protes jalanan, tetapi menghubungi orang yang tepat untuk mendapatkan keadilan. Upaya yang harus dilakukan adalah menemukan solusi untuk masalah tersebut melalui negosiasi,” katanya.
Dr. Khawaja Iftikhar mengatakan bahwa menghindari konfrontasi adalah cara yang lebih baik. “Kita harus memahami dan juga menjelaskan bahwa kita tidak bisa hidup hanya dengan berjuang; jika satu pihak agresif, pihak lain harus bersikap moderat.”
Dia mendukung gagasan pertemuan para pemimpin Muslim dengan Perdana Menteri Modi dan mengatakan itu akan menjadi awal dari sebuah dialog. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Parlemen Arab Minta Dunia Internasional Terus Beri Dukungan untuk Palestina
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ribuan Warga Yordania Tolak Pembubaran UNRWA